Kebijakan Ekspor Bawang Merah Patut Dievaluasi

Jumat, 03 Mei 2019 – 21:47 WIB
Ilustrasi petani bawang merah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pergerakan harga bahan pangan seperti bawang merah, bumbu-bumbuan dan harga transportasi angkutan udara menyebabkan inflasi sebesar 0,44 persen pada April 2019.

Pengamat ekonomi Fithra Faisal menilai, kebijakan pemerintah untuk mengekspor bawang merah harus dievaluasi. Sebab, naiknya harga bawang merah karena stok dalam negeri kurang, akhirnya menyebabkan inflasi.

BACA JUGA: Harga Bumbu Dapur Katrol Inflasi

Fithra menanyakan, jika stok bawang merah Indonesia banyak hingga bisa ekspor, mengapa harga bawang bisa naik hingga akhirnya turut berkontribusi besar terhadap inflasi.

"Logika awam saja, ya, ditahan dulu lah ekspornya dicoba untuk itu menjadi stok kelebihan produksinya supaya nanti bisa menahan volatilitas di Ramadan. Nah, dalam konsep itu saja, pengambilan kebijakannya sendiri saya rasa sudah cacat nalar," kata Fithra saat dikonfirmasi, Jumat (3/5).

BACA JUGA: Proyeksi Inflasi Versi BI

Diketahui, pemerintah mengekspor bawang merah sebanyak 70 ribu ton ke enam negara, termasuk di dalamnya Thailand dan India.

Lebih lanjut Fithra mengkhawatirkan, inflasi yang disebabkan harga bumbu-bumbuan ini dapat meningkat lagi pada Mei 2019 atau Ramadan. Sebab, permintaan bawang, baik itu bawang merah maupun bawang putih akan meningkat, sebagaimana yang selalu terjadi di setiap Ramadan.

BACA JUGA: Semoga Harga Tiket Pesawat Kian Murah Agar Inflasi Terjaga

“Nah, bisa jadi karena ini datanya salah hitung atau gimana. Atau memang sudah tahu datanya tetap memaksakan juga untuk diekspor karena untuk memenuhi KPI (key performance index)," ujarnya lagi.

Sementara itu, Kepala Divisi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, pemerintah perlu memiliki stok cadangan bawang merah di Tanah Air.

Adanya stok diyakini bisa membuat permerintan mudah mengontrol harga komoditas hortikultura ini.

Dia mengatakan, selama ini pemerintah belum memiliki cukup stok cadangan bawang merah dan komoditas holtikultura lainnya.

"Sama kayak beras pemerintah, selayaknya semua komoditas ada cadangan pangan pemerintah. Tetapi untuk bawang merah belum ada," kata Suyamto.

Di tempat terpisah, Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Kamis (2/5) menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Antara lain kelompok bahan makanan sebesar 1,45 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19 persen.

Sumbangan inflasi dari kenaikan komoditas bahan makanan pada periode April 2018 meliputi bumbu-bumbuan seperti seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai merah. Merujuk data BPS, bawang merah memberi andil inflasi sebesar 0,13 persen, bawang putih memberi andil inflasi sebesar 0,09 persen, dan cabai merah sebesar 0,07 persen.

Terlihat dalam kelompok bumbu-bumbuan, bawang merah memberi andil paling besar yang turut menyumbang inflasi pada April 2019.

“Kenaikan harga bawang merah 22,93 persen sehingga beri andil 0,13 persen. Kedua, penyebab utama adalah bawang putih naik 35 persen harganya andilnya ke inflasi 0,09 persen. Ketiga cabai merah andilnya 0,07 persen, telur ayam ras dan tomat sayur andilnya 0,02 persen," kata Suhariyanto di kantornya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Kenaikan Harga Tiket Pesawat Jelang Lebaran 2019


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler