Kebijakan Ekspor Dinilai Ancam Industri Nasional

Selasa, 02 November 2010 – 17:31 WIB

JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Mustika Ratu, Putri Wardhani mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang diklaim sebagai keberhasilan pemerintah, sesungguhnya berpotensi mengancam sektor industri nasional"Yang diekspor itu bahan baku tambang

BACA JUGA: India Jajaki Pabrik Pupuk

Jelas kebijakan itu menguntungkan sesaat
Tapi sebentar lagi, kita akan saksikan banyak perusahaan industri akan tutup karena kekuarangan bahan baku," kata Putri Wardhani, di press room DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (2/11).

Kebijakan pemerintah mengekspor bahan baku tambang ini, kata Putri, harus dicermati oleh DPR, karena berpotensi merugikan kepentingan nasional yang lebih besar, dengan cara mendorong perjanjian yang lebih menguntungkan Indonesia

BACA JUGA: Jatah Pemda di Inalum Belum Jelas

Saat ini katanya, gap antara sektor industri dan produk impor semakin menganga
"Fenomena ini terjadi karena kebijakan pemerintah saat ini tidak berpihak pada industri nasional," imbuh Putri.

Menurut Putri pula, guna menyelamatkan kepentingan industri dalam negeri, ada beberapa langkah yang harus segera dilakukan pemerintah, antara lain yakni pengamanan pasar dalam negeri

BACA JUGA: Jepang Tak Sudi Hengkang dari Inalum

"Apakah pemerintah sudah mapping, industri apa yang bisa ditumbuhkan dan ditingkatkan dari dalam negeri? Mana yang perlu teknologi dan modal yang besar, dan perlu pihak luar?" tanyanya.

Disarankan Putri, pemerintah harus segera mengeluarkan berbagai kemudahan untuk berinvestasi dalam negeri, serta melakukan pengawasan ketat terhadap berbagai barang impor yang sangat berbahaya bagi konsumen dalam negeriHal lain yang juga tak kalah penting menurutnya, adalah meningkatkan daya saing harga produk, kualitas dan izin produk, serta memprioritaskan ekspor barang-barang jadi.

Selain itu, Putri juga mengkritisi tidak stabilnya pasokan listrik, meski TDL sudah dinaikkan, dan suku bunga bank lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan China"Bagaimana produk Indonesia bisa kompetitif, kalau listrik byar-pet dan suku bunga bank masih 11 persen," kata Putri lagi.

Terakhir, Putri juga mengkritisi Kedutaan Besar RI di negara-negara tujuan ekspor Indonesia, yang dianggap tak memahami bahwa produk ekspor Indonesia di luar negeri juga wajib untuk mereka lindungi"Saya ingat seorang Dubes (negara asing) di Indonesia, yang langsung bertemu Wakil Presiden (RI) dan Kadin, untuk memproteksi produk ekspor negaranya di Indonesia, dengan keinginan agar outlet mereka tidak sampai ditutup," pungkasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... September, Angka Ekspor-Impor Anjlok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler