jpnn.com - MATARAM- Peraturan MenPAN-RB No. 1 Tahun 2014 tentang Pembatasan Pertemuan di Hotel menghantam bisnis di Lombok. Sejak aturan itu dikeluarkan, tamu hotel anjlok hingga 45 persen. Pengusaha pun terkapar gara-gara kebijakan Menteri Yudi Chrisnandi tersebut.
Data itu diungkapkan Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Reza Bovier. Reza mengatakan, saat ini beban pengusaha hotel sangat berat. Saat pendapatan turun, kembali dihantam kenaikan biaya listrik, gas dan lainnya. Gaji karyawan juga tidak mungkin diturunkan.
BACA JUGA: Geber Rekreasi Edukatif, Penangkaran Rusa Bakal Dipindah
Untuk menyiasatinya, sebanyak 22 hotel yang tergabung dalam AHM tidak mau berpangku tangan. Pihaknya mulai berupaya memanfaatkan dan mengembangkan potensi-potensi di Mataram. “Kami tidak mungkin lagi hanya mengharapkan pasar pemerintah,” cetusnya pada Lombok Post (JPNN Group).
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Tertibkan Minimarket, Pengusaha Janji Relokasi 30 Toko Modern
Salah satu potensi yang bisa dimanfaatkan, mengeksploitasi status Mataram sebagai kota meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE). “Mataram dituntut harus siap untuk itu (MICE),” ungkapnya.
Dia menambahkan, setiap pertemuan anggota AHM, banyak ide baru muncul. Antaranggota terjadi tukar pikiran. Termasuk membicarakan potensi apa saja belum digarap selama ini. “Pembenahan destinasi juga kita sering singgung,” paparnya.
BACA JUGA: Konvoi, Ugal-Ugalan, Mabuk Lalu Diciduk!
Misalnya, sebagai kota MICE, Mataram dituntut menyediakan fasilitas penunjang selain hotel. Dengan kata lain, segala sesuatu harus ada. Mulai dari hiburan, cenderamata sampai kulinernya harus lengkap. “Sasaran wisatawan juga harus diubah. Selain wisatawan backpaker, Kota Mataram juga mestinya memiliki wisatawan bisnis,' terangnya.
“Ini yang belum kita lakukan, sasar corporate-nya (wisatawan bisnis), pasti uangnya habis di kota,” tambah Reza lagi.
Mataram juga harus mulai membenahi destinasi wisata. Pemerintah bisa bekerja sama dengan semua pihak. Baik perhotelan, pemerintah, swasta dan masyarakat umum. Tidak ada lagi pertengkaran atau masalah internal antara asosiasi lain. “Sama-sama kita bangun daerah ini, bertengkar terus kapan majunya,” sindir Reza.
Terkait berbagai rencana festival di daerah, seperti Festival Mataram dan Festival Hortikultura perlu juga ada pembenahan. Mulai dari kebersihan hingga keamanan . “Peningkatan promosi wajib digalakkan jauh hari. Biaya promosi jangan tanggung-tanggung. Berani, berani sekalian,” tegasnya. (cr-ewi/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Anjing Gila Pencabut Nyawa Teror Daerah Ini
Redaktur : Tim Redaksi