Kebocoran Data Bisa Picu Kerugian Miliaran Rupiah

Kamis, 11 Mei 2017 – 06:28 WIB
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pesatnya perkembangan ekonomi digital dewasa ini membawa konsekuensi di bidang keamanan siber.

Apalagi tren menunjukkan adanya peningkatan aksi peretasan dan pencurian data yang mendorong prioritas keamanan pada layanan digital di sektor perbankan dan keuangan sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

BACA JUGA: Pelaku Bisnis Wajib Pikirkan Transformasi Digital

"Keberadaan dan keberlangsungan pasar modal kini semakin vital bagi perekonomian Indonesia sehingga semua infrastruktur dan sistem pendukung pasar modal mesti dijaga dan dikelola sebaik-baiknya agar berjalan semakin sempurna," kata Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Hasan Fawzi, Rabu (10/5).

KPEI sendiri telah memperkuat keamanan sistem TI hingga mendapatkan sertifikasi ISO 27001:2013. Upaya ini bukannya tanpa alasan.

BACA JUGA: Telkomsel Transformasi ke Digital Telco

Merujuk hasil survei Global Corporate IT Security Risks 2015, ditemukan bahwa 73 persen organisasi mengalami insiden keamanan teknologi informasi internal.

Di sisi lain, sebanyak 46 persen responden menyatakan tidak yakin apakah personel senior (non-IT) dalam organisasi memiliki pemahaman yang baik tentang risiko keamanan teknologi informasi yang dihadapi perusahaannya.

BACA JUGA: Ternyata, Ngeri Banget Dampak Kecanduan Chatting dan Game

Celakanya, masih menurut survei itu, bagi perusahaan besar (skala enterprise), sebuah insiden kebocoran data yang fatal bisa mengakibatkan kerugian USD 84.000 - USD 551.000 atau sekira Rp 1,2 - Rp 7,2 miliar .

Sementara bagi perusahaan kecil dan menengah, kerugian berkisar USD11.000 - USD38.000 atau sekira Rp 146 juta - Rp 494 juta.

"Hal itu belum termasuk dampak non-finansial yang juga biasa muncul akibat insiden keamanan informasi tersebut," lanjutnya.

Sementara itu, Hendra Kusumawidjaja, Direktur Pengembangan Bisnis Equine Global, menyatakan, penerapan sistem manajemen keamanan informasi (SMKI) menjadi kebutuhan tiap perusahaan agar bisa mengendalikan berbagai kemungkinan risiko keamanan informasi yang muncul.

"Sehingga di saat yang sama perusahaan bisa lebih fokus pada pengembangan dan percepatan bisnis intinya”, ujarnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan KPK-Kapolda Bahas Pengamanan Ke Penyidik


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
digital   Keamanan  

Terpopuler