jpnn.com, BANYUWANGI - Kecelakaan maut kembali terjadi di tikungan Sengkan Mayit di jalur menuju Gunung Ijen, Banyuwangi, Rabu (3/7) sore. Kali ini korbannya seorang penumpang sepeda motor matic yang baru saja turun dari Ijen.
Korban diketahui adalah satu keluarga yang berasal dari Kelurahan Jatiwangi, Bima, Nusa Tenggara Barat. Pengendara motor matic Honda Vario EA 4431 Y itu diketahui adalah Ari Budi Prasetyo, 34, bersama istri dan dua anaknya.
BACA JUGA: Kecelakaan Maut : Tabrakan Beruntun, Truk Hantam Bus Berisi Rombongan Guru
Kecelakaan tersebut terjadi pukul 17.00. Pengendara motor matic tersebut baru saja turun dari Ijen. Sesampainya di tikungan maut Sengkan Mayit, diduga motor mengalami rem blong.
Karena tidak bisa mengendalikan laju kendaraan, motor yang dikendarai empat orang itu menabrak tumpukan ban yang dipasang di tepi jalan raya.
BACA JUGA: Bus Kecelakaan Maut di Kalteng, Rintihan Penumpang Bersahutan, 3 Tewas
BACA JUGA: Kecelakaan Maut : Tabrakan Beruntun, Truk Hantam Bus Berisi Rombongan Guru
Akibat kecelakaan tersebut, M. Ali Sauki, bocah enam tahun yang duduk paling depan meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara ayahnya, Ari Budi Prasetyo yang mengendarai motor mengalami patah tulang kaki kanan dan tangan kanan.
BACA JUGA: Ujianor Meninggal Dunia di Hari Jumat
”Istri Ari Budi ini menggendong balita masih selamat. Bayi berusia tiga bulan tersebut selamat dalam pelukan ibunya,” ungkap Kapolsek Licin AKP Heri Purnomo.
Usai kejadian, korban langsung dievakuasi menuju Puskesmas Licin. Motor yang dikendarai korban ringsek dan rusak parah di bagian depan.
Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian menerangkan pengendara motor matic Honda Vario EA 4431 Y tersebut baru saja turun dari Gunung Ijen.
”Informasi yang kami peroleh, korban ini mengendarai motor satu keluarga berjumlah empat orang. Begitu turun dari Ijen, motor yang dikendarai ini rem blong dan menabrak di tikungan Sengkan Mayit,” terangnya.
Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, keluarga nahas tersebut indekos di Penataban, Giri. Selama dua bulan kos, sang istri menjalani pemulihan pascamelahirkan. Begitu kondisinya pulih, keluarga tersebut balik ke Bima. ”Si suami asli Tegaldlimo, istrinya Asal Bima,” ujar Suto Santoso yang rumahnya pernah dijadikan tempat kos pasutri tersebut.
Setelah Lebaran kemarin, keluarga tersebut balik ke Banyuwangi. Mereka pindah ke perumahan Kabat. ”Saya kaget mendengar kabar Pak Ari kecelakaan. Dua anaknya memang masih kecil-kecil,” kata Suto.
Sekadar diketahui, kecelakaan di jalur Gatasan yang dikenal dengan sebutan Sengkan Mayit bukan kali ini saja. Pada 9 Desember 2018 lalu, dua pelajar yakni Rendy Muhamad Andyka,17 dan Navilia Vega, 15 warga Jalan Kahuripan, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, tewas di tempat yang sama.
Sedangkan korban luka adalah Novita Febrianti,14, warga Jalan Kahuripan gang Rujak, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember yang mengalami patah tulang di bagian kaki.
Ketiga pelajar itu baru pulang dari area tempat wisata alam Kawah Ijen. Mereka sedianya menuju ke arah kota Banyuwangi untuk kemudian pulang ke Jember. Setiba di lokasi kejadian, tepatnya di wilayah Gantasan yakni perbatasan kawasan hutan dengan kawasan perkebunan, kendaraan yang mereka kendarai mengalami rem blong.
Motor Honda Vario dengan nomor polisi P 3346 MR yang ditumpangi tiga pelajar tersebut tidak dapat dikendalikan. Karena jalan cenderung menurun, motor itu akhirnya menabrak sebuah pohon. Akibatnya, kondisi motor ringsek.
Lantaran sering terjadi kecelakaan dan korban meninggal dunia di lokasi tersebut, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Taman Sari, Kecamatan Licin memasang ban bekas di jalan menikung jalur maut tersebut. Pemasangan ban bekas itu sebagai upaya awal untuk meminimalkan tingkat fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas.
Sebelumnya, beberapa opsi yang akan dilakukan Satlantas Polres Banyuwangi sempat memasang rambu-rambu lalu lintas tambahan berupa papan imbauan di sepanjang jalur tanjakan dan menurun. Pasalnya, dari catatan Satlantas sudah lebih dari empat kali terjadi kecelakaan lalu lintas dan korbannya selalu meninggal dunia.
BACA JUGA: Cucu Petinggi Unmul Dikabarkan Disiksa pakai Besi dan Kertas yang Dibakar
Kanit Penyelidikan dan Rekayasa (Dikyasa), Iptu Datik Hariati mengatakan, dalam sejumlah kesempatan sosialisasi dia juga kerap menyampaikan bahwa pengendara motor matic tidak disarankan berkendara naik ke Gunung Ijen. Pertimbangannya, karena dapat membahayakan keselamatan pengendara.
Dari hasil penyelidikan sejumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di jalur Ijen tersebut, penyebabnya adalah rem blong. Hal itu mudah terjadi karena rem bergesekan terus menerus yang mengakibatkan kampas rem habis. (ddy/aif/c1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecelakaan Maut: Mahasiswa Meninggal Mengenaskan
Redaktur & Reporter : Soetomo