Sebuah studi di Amerika Serikat (AS) mengungkap temuan yang mengejutkan soal kecepatan internet di Australia. Penelitian ini menyebut bahwa kecepatan internet di benua kanguru jauh di bawah standar internasional.
Seorang pakar teknologi informasi mengatakan, Australia akan terus berada di peringkat bawah jika layanan Jaringan Internet Nasional (NBN) tak diperbarui.
BACA JUGA: Pemeriksaan Kasus Wanita Meninggal Setelah Dua Giginya Dicabut
Laporan Internet dari penyedia layanan teknologi informasi ‘Akamai’ menempatkan Australia di peringkat ke-44 untuk kecepatan rata-rata koneksi.
BACA JUGA: Untuk Cegah Radikalisasi, Pemerintah Australia Diminta Untuk Ikut Intervensi
Perusahaan yang berbasis di AS tersebut menerbitkan laporan kuartal yang menilai kecepatan koneksi dan adopsi gelombang elektromagnetik di seluruh dunia.
Dr Mark Gregory, seorang ahli teknik jaringan dari RMIT University, mengatakan, laporan ‘Akamai’ tersebut adalah sebuah kajian yang terkemuka.
BACA JUGA: Garuda Hentikan Penerbangan Denpasar-Brisbane Mulai 2 Februari
"Dalam laporan terbaru itu, Australia turun beberapa peringkat ke posisi 44, yang merupakan penurunan cukup besar dalam periode waktu yang singkat," jelasnya.
Dr Mark mengatakan, penurunan relatif Australia ini disebabkan banyaknya negara lain yang maju pesat dengan jaringan baru dan canggih.
"Penurunan ini terjadi karena banyak negara lain, selama ini, mengarah ke jaringan akses yang berbasis dunia maya, atau mereka sudah memiliki program, yang kita sebut, pencampuran / jaringan campuran multi-teknologi," tuturnya.
"Apapun cara melihatnya,artinya adalah bahwa kecepatan rata-rata yang dinikmati warga Australia, secara perlahan, menjadi kurang dibanding sebagian besar negara lain di seluruh dunia," tambahnya.
Jaringan berbasis tembaga dinilai perlambat kecepatan internet Australia
Dr Mark menjelaskan, keputusan Pemerintah Federal Australia untuk beralih dari jaringan serat-langsung ke rumah menjadi jaringan serat campuran / tembaga adalah salah satu alasan penurunan peringkat kecepatan internet ini.
"Salah satu alasan mengapa peringkat kita jatuh, bahwa kita bergerak menuju pemanfaatan jaringan akses yang berbasis tembaga," sebutnya.
Ia menguraikan, "Dan kita juga melihat penurunan ini karena, seiring dengan perubahan arah NBN, kita menempatkan penundaan yang besar sebelum peluncuran sebenarnya terjadi."
Selandia Baru adalah salah satu negara yang peringkatnya, kini, berada di atas Australia, dengan kecepatan internet rata-rata yang lebih gesit.
Dr Mark mengutarakan, hal itu sebagian besar terjadi karena New Zealand mempertahankan jaringan serat-langsung ke rumah.
"Perbedaan utama antara Selandia Baru dengan Australia adalah bahwa Selandia Baru memutuskan untuk menggunakan jaringan serat-langsung ke rumah, dan mereka bertahan dengan keputusan itu," katanya.
Meskipun Australia jauh lebih besar secara geografis, Dr Mark mengatakan, jaringan serat-langsung ke rumah haruslah layak secara finansial, untuk menutupi sebagian besar penduduk.
"Jaringan serat-langsung ke rumah bisa berjalan di Australia, karena kebanyakan orang Australia tinggal berkerumun di sekitar pantai," kata Dr. Mark.
"Jika Anda melihat kepadatan Australia, maka kami tak jauh berbeda dengan kebanyakan negara lain di dunia, kami hanyalah sebuah negara besar, tetapi dengan teknologi yang kita punya hari ini, untuk benar-benar menggunakan sistem serat, biayanya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan negara lain di dunia," ungkapnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Galeri Foto Solidarits Atas Korban Charlie Hebdo di Paris