jpnn.com - Seorang pria asal Waru, Donjuan, 33, kecewa dengan pernikahan cara taaruf.
Sebab, istri yang diharapkan tidak sepenuhnya sempurna.
BACA JUGA: Istri Gubkepri Berkewarganegaraan Singapura, Begini Komentar Dirjen imigrasi
Dibalut kecantikan Karin, 28, ia punya kekurangan, yakni kepalanya botak plontos.
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
BACA JUGA: Istri Nurdin: Meskipun Saye WN Singapura Hati Saye Indonesia
DONJUAN menggugat cerai istri hanya karena penampilan umur masih muda 28 tahun tapi sudah terlihat seperti profesor.
Padahal usia perkawinan mereka baru berjalan 2 hari.
BACA JUGA: Masih Berstatus Warga Negara Singapura, Istri Gubernur Kepri Tolak Jadi WNI
Keretakan rumah tangga ini terjadi saat mengetahui rambut di kepala istrinya yang dibalut kerudung panjang ternyata batu akik bacan alias sudah botak.
Merasa sudah dibohongi selama ini oleh sang istrinya, tanpa ragu ia langsung mengajukan talak cerai ke Pengadilan Agama (PA) Jl Ketintang Madya, Selasa (16/11).
”Selama ini kami taaruf lebih dari tiga bulan. Lewat komunitas kami. Ketemu juga sudah lima kali,” kata Donjuan.
Dalam proses taaruf, Karin dan Donjuan saling bercerita tentang pribadi dan sikap mereka masing-masing.
Dalam taaruf itu, Donjuan mengaku bercerita tentang semua kekurangannya. Donjuan yang pemarah, jujur, ceplas -ceplos dan pekerja keras.
Sementara Karin menyatakan kalau dia baik dan tubuhnya cantik dan mulus.
“Ada-ada saja ya lagian kenapa harus berbohong sih, mending jujur saja saat ta’aruf. Jadi kan tahu karakter asli dari calon istri,” jelas pria yang memiliki bisnis rental dan terjemahan itu.
Awalnya sang istri tak mau membuka kerudung saat berhubungan suami istri.
Ia mengaku lebih nyaman dan tidak terbiasa dengan kepala terbuka.
Sampai akhirnya, sesaat tidur, Donjuan tidak sengaja melihat kerudung Karin terbuka.
Di situlah, Donjuan melihat kalau kepala Karin plontos.
Sementara itu, Karin merasa sakit hati saat suaminya membuka kepalanya.
“Yang lebih gila lagi hanya karena rambut botak kenapa dimasalahin. Itu baru rambut, gimana nantinya mengalami hidup susah,” kata Karin menangis sesenggukan.
Warga asal Prapen itu pun hanya bisa menangis melihat masa depan rumah tangganya yang sudah tidak diselamatkan.
“Terserahlah. Saya pasrah,” pungkas Karin menangis.
(no/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Radikalisme Merajalela, DPRD Dorong Forkompinda Lebih Waspada
Redaktur : Tim Redaksi