jpnn.com - JAKARTA - Ketua II Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Sutaryo mengungkap bahwa jumlah produksi kedelai lokal lebih banyak digunakan untuk pembuatan tahu ketimbang tempe.
"Produksi kedelai lokal saat ini mencapai 850 ton. Kedelai lokal itu lebih banyak digunakan untuk membuat tahu. Kalau tempe itu lebih banyak pakai kedelai impor," papar Sutaryo saat diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/9).
BACA JUGA: Politikus Golkar Pastikan Program Swasembada Gagal
Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena minimnya realisasi pemerataan penyaluran kedelai lokal ke para pengusaha. Sehingga pengusaha tempe selalu tidak pernah mendapatkan kedelai lokal.
"Bukannya tidak bisa, kalau untuk tempe pun bisa sebenarnya, tapi karena belum mewarnai pasar (kedelai lokal-red) jadi diuber sama tukang tahu kan sudah habis," terangnya.
BACA JUGA: KPK Diminta Segera Usut Kartel Kedelai
Saat ini jumlah produksi kedelai lokal hanya sekitar 850 ribu ton dari total lahan yang disediakan melalu Kementrian Pertanian sekitar 650-700 hektar (ha) lahan tanaman.
Namun menurut Sutaryo, dari 850 ribu ton hasil produksi kedelai lokal itu hanya 10 persen yang berhasil diserap oleh para pengusaha kedelai. Hal itu lah yang mengakibatkan para pengusaha sangat keberatan dengan melambungnya harga kedelai. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Dorong Petani Tanam Kedelai
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subsidi Energi Tembus Rp 194 T
Redaktur : Tim Redaksi