jpnn.com - JAKARTA - Survei SETARA Institute menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah tak lagi percaya pada Mahkamah Konstitusi (MK). Karenanya, lembaga tinggi negara yang kini dipimpin Hamdan Zoelva itu pun disarankan memperketat pengawasan dan mengedepankan transparansi untuk mendapatkan kepercayaan kembali.
"MK harus melakukan langkah pemulihan kepercayaan publik secara sistematis dan berkelanjutan, salah satunya dengan menyampaikan secara terbuka laporan kekayaan dan sumber kekayaan para hakimnya," kata Ketua SETARA Institute, Hendardi dalam jumpa pers pemaparan hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
BACA JUGA: Paloh Nilai Kualitas Pemilu Pascareformasi Menyedihkan
Menurut Hendardi, lembaga yang dipimpinnya melakukan survei terhadap 200 ahli tata negara sebagai responden. Hasil survei menyimpulkan bahwa situasi MK saat ini mengkhawatirkan karena kasus suap mantan Ketua MK, Akil Mochtar. Mengacu pada survei Setara, 82,1 persen responden telah hilang kepercayaan terhadap MK.
Hendardi menambahkan bahwa sebelum kasus Akil terungkap, MK layaknya wakil Tuhan. Sebab, tidak ada pihak yang berani mengkritisi putusan MK yang bersifat final dan mengikat.
BACA JUGA: Digarap Polisi, Eddies Adelia Tetap Dukung Suami
"Lembaga negara ini juga merupakan lembaga yang paling sepi dari kritik serta berpotensi abuse of power terkait mandat yang melekat dalam MK," papar Hendardi.
Namun, situasi tersebut berbalik 180 derajat setelah Akil ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kewenangan dan putusan MK saat ini pun dinilai hanya bersifat normatif.
BACA JUGA: Bareskrim Minta Tambahan Data PPATK
"Untuk memastikan adanya mekanisme keadilan bagi warga sama dengan membiarkan sistem keadilan berhenti pada putusan yang sifatnya normatif," tandas Hendardi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hakim Agung Bantah Minta Uang untuk Tangani Kasasi
Redaktur : Tim Redaksi