Kejar Jabatan, Perwira Polisi Rekayasa Kasus Perampokan

Selasa, 20 September 2011 – 08:18 WIB

BATAM - Kabar rekayasa perampokan di toko sembako Sumber Kita, Dotamana, 12 Juni silam, ternyata benarKapolresta Barelang Kombes Eka Yudha Satriawan mengakui kasus itu direkayasa jajarannya di Satuan Reserse Kriminal

BACA JUGA: Bocah 12 Tahun Digauli di Lahan Kosong

Targetnya, untuk menaikkan karir perwira menengah dan perwira pertama di Sat Reskrim Polresta Barelang.

"Institusi kepolisian di Batam tercoreng
Perampokan di Dotamana ternyata rekayasa oknum polisi di Satreskrim," kata Eka.

Sumber Batam Pos (JPNN Group) menyebut, oknum yang merekayasa itu adalah Kompol Aries Andhi, mantan Kasat Reskrim Polrestas Barelang yang kini bertugas di Direktorat Kirminal Umum Polda Kepri

BACA JUGA: Penjual Voucher Digilir Dua Pemuda

Namun, Eka tak mau menyebut nama
"Saya tak mau menyebut nama, tapi dia pimpinan Satreskrim sebelum ini," ujarnya

BACA JUGA: Tertangkap Saat Nyabu di Pondok Modern



Dalam catatan Batam Pos, Kasat Reskrim sebelum Kompol Yos Guntur adalah Kompol Aries AndhiRekayasa itu, kata Kapolresta, terkuak setelah Polresta membentuk tim internal untuk menyelidi kejanggalan-kejanggalan dalam kasus perampokan tersebut

"Kami sudah membentuk tim internal karena ada kabar rekayasa dalam perampokan di Dotamana, ituHasilnya, tim menemukan fakta yang mencengangkan masyarakat dan bisa membuat institusi kepolisian di Batam tercoreng," ujarnya.

Menurut Kapolresta, perampokan di Dotamana itu sarat rekayasa dan sudah disetting sejak awal oleh oknum polisi dari Sat Reskrim Polresta Barelang sendiriTim internal Polresta Barelang mendapat bukti berupa kontak telepon yang isinya percakapan antara Madon dengan salah seorang oknum Sat Reskrim Polresta Barelang sebelum pelaksanaan perampokan maupun sesudahnya.

Dalam percakapan tersebut, Madon sengaja diundang dan dibayar untuk melakukan sandiwara perampokanMulai dari waktu, sasaran yang dirampok, penyediaan senjata api rakitan, sampai harus kabur kemana, semuanya disetting oknum Sat Reskrim Polresta Barelang.

Bahkan, oknum Sat Reskrim Polresta Barelang tersebut, menyuruh Madon merekrut beberapa orang untuk ikut bersandiwara dan dijadikan sasaran tembak mati agar aksi perampokan "sandiwara" seakan-akan murni perampokan

"Madon diminta merekrut beberapa orang dari Palembang untuk jadi pemain dalam perampokan di DotamanaDananya dari oknum Sat Reskrim Polresta Barelang, itu," katanya.

Selain Madon, mereka semua tak tahu kalau aksi perampokan tersebut rekayasa oknum polisi juga"Makanya, saat penyergapan di TKP, yang ditembak mati adalah pelaku yang sebelumnya memang jadi target mati karena dia sebelumnya jadi DPO Polres Bintan dalam kasus serupa yaitu pencurian boat dan perampokan," terang Eka Yudha.

Sebelum terjadi perampokan di Dotamana, beberapa anggota Sat Reskrim Polresta Barelang mengungkap perampokan yang di minimarket Legenda MalakaDalam pembicaraannya, mereka sempat keceplosan mengatakan bahwa tiga bulan setelah penangkapan dua orang pelaku perampokan di minimarket Legenda Malaka Batam Kota, akan ada aksi perampokan di wilayah Batam kota tepatnya di toko sembako Dotamana.

Saat penyergapan perampokan "sandiwara" di toko sembako Sumber Kita Dotamana Batam Kota, Kombes Eka Yudha Satriawan mengaku sengaja ditelikung Sat Reskrim Polresta Barelang"Setelah digerebek dan ada jatuh korban jiwa di kedua belah pihak yaitu dari Buser Polresta dan perampok, baru saya dihubungiAda apa ini? Kok penggerebekan dilakukan rahasiaPantaslah kalau saya selaku pimpinan di Polresta Barelang menanyakan dan menyelidiki hal itu," terangnya.

Karena menganggap janggal, Eka Yudha membentuk tim dan mempelajari rekaman CCTV yang terpasang di TKP"Masyarakat pun kalau tahu jalannya perampokan mulai awal penyergapan sampai pelarian pasti langsung menduga itu rekayasa," tukasnya

Secara logika, kata Eka Yudha, jika memang sudah diketahui akan ada perampokan maka pemilik toko pasti sudah diamankan sebelumnya, TKP disterilkan, dan seluruh buser sudah menutup akses jalan yang bisa dipakai pelaku untuk kabur"Ini nampak sekali sandiwaranyaPerampok beraksi, Buser langsung menyergapYang kabur pun banyak lagi tanpa ada pengepungan," ucapnya.

Eka Yudha pun geram bukan main"Coba saja, siapa yang tak geram, mulai dari penentuan lokasi TKP, pemanggikan kedelapan orang pelaku dari kampungnya yang dikoordinasi oleh Madon, sampai usaha pelarian dan pelaku yang sengaja dimatikan, semua sudah disetting oleh Polisi sendiri dalam hal ini Sat ReskrimKasihan kan" Mereka yang  tak  tahu apa-apa dijadikan korban dan umpan dari usaha menaikkan citra seorang polisi," katanya.

Tentang adanya telik sandi polisi yang menyusup dalam peristiwa kriminal seperti perampokan, Eka mengatakan, itu sah-sah saja.  "Perannya kibus kan jelas hanya memberitahukan posisi, dan siapa saja yang merampokTapi perampokan yang di Dotamana ini dari penentuan target, siapa yang dikorbankan, sampai pelarian pelaku, semuanya disetting (ditentukan) oleh polisi, tak ada sedikitpun unsur murni perampokannya," jelasnya.

Bahkan, saat penyergapan, ada satu anggota buser yang terkena peluru dari senpi perampokBeruntung Buser yang terkena peluru perampok tak sampai meninggal dunia

"Seandainya Buser yang terkena tembakan perampok kemarin sampai meninggal dunia, mau jadi apa institusi polisiMasak institusi polisi dijadikan korban dalam rekayasa perampokan yang disutradarai oknum Sat Reskrim sendiri," ucapnya.

Bagaimana status empat pelaku yang kabur empat orang termasuk Madon sampai saat ini bila perampokan tersebut terbukti rekayasa Satreskrim" Eka Yudha mengatakan, empat tersangka tersebut, tetap bersalah dan kalau tertangkap akan diproses sesuai ketentuan hukum dalam hal ini hukum pidana

"Mereka baik yang sudah tertangkap maupun yang kabur kalau terbukti perampokannya rekayasa, sama juga ikut bersekongkol didalamnyaTak ada kata ampun bagi siapa saja yang terbukti ikut bersekongkol dan merekayasa perampokan Dotamana, sekalipun itu anggota polisi sendiri, bahkan yang berpangkat perwira," tegasnya

Seperti diberitakan, sembilan perampok menggasak toko sembako Sumber Kita Dotamana, Batam KotaDari sembilan pelaku, jajaran Sat Reskrim Polresta Barelang di bawah pimpinan Kompol Aries Andhi, mengamankan tiga pelakuNamun, Madon, otak pelaku dan empat orang temannya, Sarwan, feri, Edi dan Yosi sampai saat ini belum tertangkap(gas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengantar Galon Dikeroyok Pemuda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler