jpnn.com, NGAWI - Setelah setahun penuh mengalami musim hujan, hadirnya musim kemarau mulai berdampak bagi sebagian masyarakat Kabupaten Ngawi, Jatim.
Terutama yang tinggal di kawasan pinggiran hutan dan perbukitan.
BACA JUGA: Tolong...Warga Cari Air Bersih ke Sungai Kering Sedalam 25 Meter
Sulitnya air, membuat sebagian warga Desa Cantel, Kecamatan Pitu, Ngawi setiap hari menyusuri sungai yang sudah mulai mengering.
Warga di pinggiran hutan itu hari harus rela berjalan sejauh 2 kilometer untuk sampai ke kubangan di tengah hutan yang masih ada airnya.
Dengan bermodalkan jerigen, mereka menuju ke kubangan di dasar sungai itu. Air itu mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari, mulai minum, dan memasak.
BACA JUGA: APBD Kurang Untuk Atasi Kekeringan
"Sementara untuk keperluan mandi, dan mencuci terpaksa memanfaatkan air sungai bercampur lumut," ujar Aldy Fadila, salah satu warga.
Kendati airnya kurang layak, diakuinya terpaksa dimanfaatkan. Sebab sumur di pemukiman warga sudah tak mengeluarkan air.
BACA JUGA: Tolong...Puluhan Desa Mulai Dilanda Kekeringan
"Kesulitan air ini rutin terjadi setiap musim kemarau," imbuhnya.
Dampak kesulitan air bersih akibat musim kemarau diprediksi makin meluas.
Terutama wilayah yang berada di pinggiran hutan dan perbukitan. Puncak kekeringan, biasa terjadi pada September. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek SPAM Umbulan Akhirnya Masuk Tahap Konstruksi
Redaktur & Reporter : Natalia