BACA JUGA: SBY Teken Keppres, Hendarman Berhenti
Setiap kelompok diduga disokong oleh puluhan orang"Ada tiga penyokong utama kekuatan Tholut, yakni NII, eks JI, dan kelompok Ajengan Banten," ujar sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror kemarin
BACA JUGA: Ditahan KPK, Wako Tomohon Minta Dukungan Warga
Dari 13 orang yang sekarang ditahan di Rutan Brimob ternyata juga berasal dari tanzhim yang berbeda-bedaJumat lalu (24/09) dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) menjelaskan, para preman berhasil didoktrin kelompok ini untuk melakukan aksi-aksi kriminal dan pembunuhan.
Para preman teroris itu juga jadi otak sejumlah kejahatan berkedok mencari dana jihad di Sumatera Utara
BACA JUGA: Pilot Alexander Supelli Masih Kritis
Diantaranya di warnet Sei Sunggal Medan yang terjadi pada Maret 2010 dan menimbulkan kerugian sekitar Rp 57 jutaSelain itu, mereka jugamenyerang dan merampok warnet Medan Baru pada 6 Agustus silam dan membawa kabur satu sepeda motor.
Setelahnya mereka juga merampok Bank Sumut Marelan Belawan pada 30 April 2010 dan menggasak uang sebesar Rp 600 Juta, merampok Money Changer Toko Bali, Belawan pada 5 Juli 2010 dan menggasak total uang sekitar Rp 75 Juta dan melukai pemilik money changer di bagian dada.
Mereka dicekoki faham bahwa dalam sebuah negara yang menurut mereka negara kafir, merampok adalah pekerjaan halalTermasuk membunuh aparat negara juga halal karena mereka tidak menegakkan hukum sesuai tafsir kelompok ini.
Kapolri juga menjelaskan bahwa 245 teroris telah bebas dari tahanan dan sekarang kembali ke masyarakatPolri kewalahan untuk memantau mereka satu persatuKarena itu, sangat wajar jika dari 245 orang itu ada yang "bermain" kembali di dunia teror -meneror ini"Kelompok ini pintar menyembunyikan identitas di tengah masyarakat dan jago membujuk orang," kata BHD.
Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos, Tholut berhasil memperoleh kepercayaan dari faksi-faksi gerakan itu karena rekam jejaknya yang sangat baik di Poso (2001-2003)"Muthofa atau Tholut ini adalah ketua mantiqi (wilayah kerja) III Jamaah Islamiyah yang sangat mendukung perjuangan saat konflik Poso dan memfasilitasi senjata," kata sumber Jawa Pos di kalangan eks kombatan Poso.
Saat memimpin gerilya di Poso, hampir semua faksi didekati oleh TholutMereka yang menolak bergabung menjadi luluh dan mengirimkan orang"Beda dengan Noordin, Tholut didengar karena kerjanya bukan pintar bicaranyaIstilahnya itqonul amal, kerjanya rapi," kata pria yang sekarang tinggal di Jakarta Utara itu.
Keterangan lain juga didapat dari Sofyan Tasauri, mantan polisi yang sekarang disidang di PN DepokPada wartawan, Sofyan mengakui melibatkan banyak organisasi dalam pelatihannyaSofyan menyebut sejak pelatihan dilakukan awal 2009 sudah meluluskan lebih dari 150 orang.
Terpisah, Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto menjelaskan kekuatan kelompok Tholut sudah dipetakan oleh Densus 88"Berapapun jumlah mereka Polri tidak gentar," katanya.
Mantan Kapolwiltabes Samarinda, Kalimantan Timur itu beharap masyarakat aktif memberi informasi jika ada orang atau sekelompok orang beraktivitas mencurigakan di lingkungannya"Itu akan mempersempit ruang gerak mereka," katanya.
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, menegaskan pihaknya akan mengoptimalkan keberadaan dan peran Komunitas Intelejen Daerah (Kominda)Mantan Gubernur Sumatera Barat tersebut mendesak agar daerah-deerah menggalakkan kembali Kominda dan kegiatan-kegiatannya.
Menurutnya, keberadaan kominda sangatlah penting untuk mendeteksi keberadaan teroris yang bersembunyi di daerah-daerahSebab, Kominda merupakan komunitas yang paling mengenal dan hafal dengan kondisi daerahnya masing-masing"Kalau yang sekarang masih non aktif, segera galakkan," ucapnya.
Kominda merupakan forum komunikasi dan koordinasi unsur intelijen dan unsur pimpinan daerah di Provinsi dan kabupaten/kotaKeberadaannya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri RI, Nomor 11 tahun 2006.
Sedikitnya ada dua tugas KomindaYakni merencanakan, mencari, mengumpulkan, mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi atau bahan keterangan dan intelijen dari berbagai sumber mengenai potensi, gejala, atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitasta nasional" di daerah.
Sedangkan yang kedua memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi" Bupati/Walikota mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini dan peringatan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah"Ini sangat penting untuk menekan terorisme," imbuhnya.
Mantan Bupati Solok Sumatera Barat ini juga mengatakan bahwa Kominda akan terus melakukan koordinasi intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme(rdl/kuh/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buka Muktamar Persis, SBY Main Angklung
Redaktur : Tim Redaksi