jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hardinsyah mengatakan, kekurangan dokosaheksaenoat acid (DHA) bisa menganggu perkembangan otak dan kemampuan belajar pada anak-anak.
Saat ini delapan dari sepuluh anak Indonesia mengalami kekurangan asupan DHA dan omega 3.
BACA JUGA: Mayoritas Anak Indonesia Kekurangan Asupan DHA
“Defisit DHA bisa menyebabkan kerusakan saraf," kata rektor Universitas Sahid itu, Kamis (21/2).
Berdasarkan hasil penelitian pakar gizi dari Universitas Indonesia (UI) dan IPB, termasuk Ahmad Sulaeman, lebih dari 80 persen anak Indonesia terbukti kekurangan DHA.
BACA JUGA: Pakar Keamanan Pangan Tepis Isu Bahaya Mikroplastik
Penelitian yang dilakukan berdasar dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 itu menemukan bahwa delapan dari sepuluh anak usia sekolah Indonesia yang berumur 4-12 tahun kekurangan nutrisi otak.
Hal itu terjadi karena mereka kekurangan asupan asam lemak esesial (essential fatty acid/EFA), khususnya asupan DHA dan Omega 3 dibanding angka acuan dari WHO.
BACA JUGA: Makan Apel Setiap Hari Bikin Awet Muda
EFA sendiri merupakan kelompok asam lemak yang penting bagi kesehatan manusia dan harus tercukupi dari asupan makanan.
Sementara itu, hasil penilaian tentang efektivitas pendidikan sekolah dasar di Indonesia ternyata juga belum bisa memberikan hasil yang memuaskan.
Kemampuan nalar siswa dinilai masih rendah meski jam pelajaran SD di Indonesia lebih banyak dibanding negara lain.
Fakta itu didapat sebagai hasil penilaian pendidikan untuk kebijakan yang dilaksanakan oleh Kemendikbud pada 14 Desember 2016.
“Sudah saatnya orang tua, keluarga, dan seluruh pihak memberi perhatian pada masalah kekurangan DHA pada anak Indonesia melalui asupan makanan yang mengandung DHA dan omega 3 demi masa depan mereka,” kata Ahmad. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedang Diet? Gantilah Daging dengan Tempe
Redaktur : Tim Redaksi