Kekurangan Tempat Rawat Luka Bakar

Korban Luka Bakar Di RS Sardjito Terus Bertambah

Jumat, 05 November 2010 – 08:41 WIB
YOGYAKARTA - Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta kekurangan tempat untuk merawat korban awan panas merapiHingga tadi pagi, rumah sakit terbesar di Yogyakarta itu harus menangani sedikitnya 50 pasien korban awan panas dari kawasan Sungai Gendol, Cangkringan, Sleman

BACA JUGA: Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia

"Ya, saat ini kami harus menset up tempat baru khusus untuk merawat korba luka bakar
Karena kapasitas perawatan luka bakar hanya mampu menampung 26 pasien saja," kata Direktur SDM dan Pelayanan dr

BACA JUGA: Bantuan Baju JK Tidak Tersampaikan

Sigit Priyo Hutomo kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (5/11) pagi.

Menurut Sigit, jumlah korba yang mengalami luka bakar minimal hingga 50 persen ada lima puluh orang
"Namun, dua diantaranya tadi pagi akhirnya meninggal

BACA JUGA: Bandel, Truk Pasir Terjebak Lahar Dingin

Salah satunya adalah Balita," kata SigitSebelumnya, ruang khusus perawatan luka bakar sudah penuh dihuni oleh korban awan panas tanggal 26/10 silam"Ya, tadi kami baru bisa menambah empat tidurHingga siang nanti, kami berharap ruangan sudah siap."

Karena terbatasnya ruangan, lanjut Sigit, untuk saat ini RS Sardjito masih memprioritaskan korba luka bakar antara 50 persen hingga 79 persenSedangkan untuk luka bakar di bawah itu, akan dirujuk ke Rumah Sakit lain di Yogyakarta, seperti Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Bethesda"Dan mungkin juga rumah sakit lainnya, seperti PKU Muhammadiyah," ujar Priyo menjelaskan.

Menurut Priyo, 50 korban awan panas yang datang pagi tadi pada umumnya mengalami luka bakar minimal 50 persenSehingga mereka membutuhkan perawatan intensiv dan ruangan khusus"Badan mereka melepuh dan penuh debu," kata Priyo.

Priyo sendiri mengaku tidak tahu persis jumlah korban merapi yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Sardjito"Kalau yang luka bakar, untuk hari ini masuk sekitar 50 pasienNamun, korban lain yang mengalami sesak napas banyak sekaliMereka seperti datang dan pergi, sampai sekarang kami belum mendapatkan data detilnya."

Sebelumnya ribuan pengungsi di Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Jumat dini hari direlokasi ke pengungsian yang lebih aman setelah Gunung Merapi mengeluarkan awan panas yang disertai suara gemuruh dengan disusul hujan kerikil.

Aktivitas Gunung Merapi seperti itu membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung dari sebelumnya 15 kilometerKepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono mengatakan sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.(aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Menebar Teror, Merapi Makin Liar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler