JAKARTA -- Kejutan kembali muncul di persidangan sengketa pemilukada Tapteng di gedung MK, Rabu (30/3)Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bambang Eka Cahya Widada yang dihadirkan untuk memberikan keterangan, membeberkan hasil pengecekannya terhadap pelaksanaan pemilukada Tapteng
BACA JUGA: Marzuki dan Demokrat Merasa Dipojokkan
Bambang, yang belum lama menjadi ketua Bawaslu menggantikan Nur Hidayat Sardini itu, dengan tegas menyebut adanya dugaan pelanggaran kode etik oleh KPU Tapteng.Secara kronologis, Bambang membeberkan mekanisme kerjanya hingga mempunyai kesimpulan seperti itu
Atas laporan itu, Bawaslu lantas melakukan pendampingan kepada Panwaslukada Tapteng untuk menindaklanjuti laporan
BACA JUGA: Golkar Minta Syarat Capres Dinaikkan 25 Persen
Langkah yang dilakukan antara lain melakukan klarifikasi ke pihak pelapor dan ke pihak KPU TaptengBelum cukup, Bambang juga menyebutkan bahwa Ketua KPU dan anggota KPU Tapteng patut diduga tidak profesional dalam bekerja dengan memberikan dukungan ke pasagan calon Dina Riana Samosir- Hikmal Batubara
BACA JUGA: Calon PDIP Dituding Curang di Pemilukada Wakatobi
Sayangnya, Bambang tidak membeberkan apa saja tindakan KPU Tapteng yang mengindikasikan keberpihakan ke pasangan Dina-Hikmal itu.Bambang yang dalam paparannya membaca dokumen tertulis resmi itu juga menyebutkan, KPU Tapteng diduga tidak profesional, yang menyebabkan hilangnya hak partai politik untuk ikut mengusung calon dalam pemilukada Taapteng.
Bawaslu, sebut Bambang, juga telah merekomendasikan ke KPU Pusat agar dibentuk Dewan Kehormatan untuk mengadili ketua dan anggota KPU TaptengBawaslu juga merekomendasikan agar hak pencalonan pasangan Muhamad Armand Effendy Pohan- Hotben Bonar Gultom dikembalikan.
Dijelaskan pula oleh Bambang, pada hari pencoblosan, Bawaslu juga mengirimkan tim ke lapanganTemuannya antara lain ada sejumlah TPS yang melanggar azas kerahasiaan"Ada video rekamannya," cetus Bambang"Kami juga menemukan ada surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan Dina-HikmalAda video rekamannya," imbuh Bambang.
Ketua KPU Tapteng Kabul Lumbantobing saat diberi kesempatan menanggapi keterangan Bambang, balik menyerang BawasluDikatakan Kabul, saat melakukan klarifikasi, anggota Bawaslu yakni Wirdyaningsih, tidak netral"Wirdyaningsih saat mendarat di Polonia Medan, langsung dijemput Effendy Pohan dan lansung ke hotel PoloniaBawaslu tidak netral sehingga penilaiannya condong ke Effendy Pohan," cetus Kabul.
Bambang tidak kalah sigapDijelaskan, apa yang disampaikan Kabul hanya masalah teknis klarifikasiDikatakan, saat akan dilakukan klarifikasi ke Effendy Pohan, kebetulan dia sedang berada di Medan."Sehingga klarifikasi dilaksanakan di Medan, dari rencana dilaksanakan di TaptengSemua sudah dijelaskan di Berita Acara Klarifikasi yang kami lampirkan (dan diserahkan ke hakim MK, red)," terang BambangSempat terjadi debat kusir sejenak antara Bambang dengan Kabul, namun lantas ditengahi hakim Achmad Sodiki.
Sebagai pimpinan lembaga yang merupakan bagian dari penyelenggara pemilukada, Bawaslu dimintai keterangan bukan sebagai saksiDia dihadirkan untuk menyampaikan hasil pemantuan penyelenggaraan pemilukada Tapteng
Usai Bambang meberi penjelasan, giliran sidang mendengarkan keterangan saksi-saksi, baik dari saksi yang diajukan Albiner-Steven maupun Dina-HikmalHabibie Pasaribu, yang merupakan ketua Tim Pemenangan Albiner-Steven, menjelaskan mengenai peristiwa ditolaknya dia oleh KPU Tapteng saat datang malam hari guna melengkapi persyaratan, berupa dukungan dari Partai Patriot yang belum distempelKetika datang lagi untuk menyerahkan syarat yang sudah distempel itu, katanya," KPU malah tidak menerima kitaKPU meninggalkan tempat."
Sedang Wasekjen DPP Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Muslim Jaya Butarbutar menyebutkan, KPU Tapteng tidak pernah melakukan klarifikasi syarat dukungan partai ke DPPSejumlah pimpinan partai pengusung Albiner-Steven yang lain juga memberikan kesaksianSeperti sidang terdahulu, Bonaran dan Syukran tidak hadir di persidangan
Sementara, saksi dari Dina-Hikmal, yakni Warifin Limbong dan Happy Silitonga, menceritakan kejadian yang menurutnya bentuk intimidasi yang dialaminya dari para pendukung pasangan Bonaran-Syukran TandjungWarifin merupakan seorang PNS dan Happy adalah kadis pertanian di Pemkab Tapteng
Sebelumnya, pada sidang terdahulu, pasangan Bonaran Situmeang-Syukran Tandjung yang dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU Tapteng, balik menuding pasangan Dina Riana Samosir- Hikmal Batubara melakukan sejumlah kecuranganMelalui pengacaranya, Elza Sharief dkk, Bonaran-Syukran menyebut istri Bupati Tapteng Tuani Lumbantobing itu memanfaatkan para PNS untuk menggaet suaraSidang akan dilanjutkan lagi pada Jumat (1/4) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dualisme DPW Gorontalo, DPP PPP Minta Klarifikasi
Redaktur : Tim Redaksi