Kelangkaan BBM Terindikasi Akibat Penyelundupan

Sabtu, 19 Maret 2011 – 14:55 WIB
JAKARTA - Beberapa waktu lalu, beberapa daerah mengalami kelangkaan BBM meski menjadi daerah penghasil minyakBanyak alasan yang diungkapkan pemerintah pusat, di antaranya masalah di sistem produksi dan distribusi

BACA JUGA: Pemerintah Cadangkan Rp 14,8 T untuk Listrik

Namun Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menilai, kelangkaan BBM yang terjadi di Riau, terindikasi kuat akibat penyelundupan.

Dalam diskusi bersama Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) di Jakarta, Sabtu (19/3), Menkeu mengatakan bahwa kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari 17 ribu lebih kepulauan, membuat peluang penyelundupan semakin terbuka
Terlebih lagi di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yang memiliki letak geografis di antara batas negara.

"Kelangkaan itu sangat mungkin terjadi

BACA JUGA: Kenaikan Harga Pangan Lebihi Krisis 1998

Karena Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau
Sangat mungkin antar pulau dan provinsi itu ada penyelundupan," kata Agus.

Saat suplai BBM didistribusikan ke semua daerah, pengawasan distribusi, kata Agus lagi, menjadi hal yang penting

BACA JUGA: Lagi, Pemerintah Sebut Subsidi Dinikmati Orang Kaya

Karena margin harga BBM ketika terjadi penyelundupan, memang cukup menggiurkanApalagi BBM yang disalurkan ke daerah-daerah terhitung telah disubsidi pemerintah dengan harga produksi yang lebih murah.

"Jadi saat dijual ke pasar selundupan, mereka bisa mendapatkan margin harga yang tinggiPerlu perhatian serius kita pada masalah ini, terutama menjaga daerah teritorial dari aksi penyelundupan," tegas Agus.

Kawasan yang dinilai sangat rawan penyelundupan di Indonesia sendiri, menurut Agus, adalah daerah Batam di Kepulauan RiauDi kawasan ini, potensi penyelundupan bukan saja untuk migas, melainkan juga barang-barang elektronikKarena itu, Agus menyebut sudah ada review kerja di Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) pada tahun 2010, untuk kinerja di tahun 2011.

Agus menyebut, salah satu kasus penyelundupan besar lainnya yang sedang ditangani adalah kasus tertangkapnya importir daging sebanyak 54 kontainerKarena tidak memiliki surat-surat lengkap, 54 kontainer penuh daging impor itu pun ditetapkan sebagai barang yang tidak dikuasai"Kita masih menunggu keputusan duluApakah dimusnahkan, dikonsumsi dalam negeri, atau dieksporTapi kemungkinan besar dimusnahkan," kata Agus(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tsunami Jepang Pengaruhi Utang Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler