Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Meluas di Sumbar

Senin, 04 September 2017 – 23:03 WIB
Kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PASAMAN - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram mulai meluas di Sumatera Barat. Jika sebelumnya Kota Padang, kini Kabupaten Pasaman yang mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kg.

Kelangkaan tersebut sudah terjadi selama sepekan ini.

BACA JUGA: Enam Tahun Kurangi Isi Elpiji 3 Kg, SPPBE di Lampura Akhirnya Disegel Polisi

Akibat kelangkaan di pasaran, harga gas elpiji 3 kg dijual dua kali lipat. Jika sebelumnya sekitar harga Rp 25 ribu sampai Rp26 ribu per tabung, kini dijual Rp 44 ribu sampai Rp 48 ribu per tabung.

Saripah, 37, warga  Duakoto menyebutkan, di daerah tempat tinggalnya juga terjadi kelangkaan gas elpiji baik isi 3 kg dan 5 kg. Meski telah berkeliling mencari gas elpiji 3 kg.

BACA JUGA: Begini Kata Jonan Soal Bengkaknya Subsidi Gas Elpiji

“Pernah saya tanyakan kepada pengecer kenapa sulit mendapatkan gas. Pengecer menjawab jatahnya hanya 5 tabung gas seminggu,” kata Saripah.

Saripah mengatakan jika pun gas elpiji 3 kg tersedia, tapi harga jualnya naik dua kali lipat Rp 45 ribu sampai Rp 48 ribu per tabung. Sementara harga normalnya Rp 25 ribu sampai Rp26 ribu per tabung. “Yang namanya butuh, terpaksa juga dibeli,” ucap Saripah.

BACA JUGA: Elpiji 3 Kg Langka, Harga Tembus Rp20 Ribu

Anto, salah satu pengecer gas elpiji di Kecamatan Rao Selatan, mengaku susah mendapatkan 10 tabung gas elpiji 3 kg dari pangkalan. Alasannya, jatah pangkalan juga terbatas.

“Sementara, banyak masyarakat mengeluhkan kekosongan gas. Bahkan, ada yang berkeliling mencari gas elpiji 3 kg ini ke kecamatan lain. Namun, tak kunjung dapat,” ucapnya.

Pemilik pangkalan di Kecamatan Padanggelugur, Gelleng Siregar, 55, mengatakan, tidak wajar pangkalan diberikan jatah gas sedikit. Ini membuat pangkalan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di Nagari Bahagia.

“Untuk di kampung ini saja tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi, ada kampung lain atau nagari lain meminta gas elpiji 3 kg. Tentu tidak akan bisa dipenuhi,” katanya.

Dia berharap pemerintah daerah bertindak agar kesulitan masyarakat mendapatkan gas elpiji 3 kg dapat teratasi. Jika pemerintah daerah peduli akan masyarakat, maka gas elpiji 3 kg di daerah tidak akan kurang.

“Kalau jatah pangkalan hanya 50 tabung, mana mungkin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Padahal setau saya, jatah untuk satu pangkalan di daerah luar kota itu umumnya 500 tabung,” ucapnya.

Agen besar gas elpiji PT Pincuran Pasaman, Jarot menyebutkan, permintaan masyarakat tinggi terhadap gas elpiji 3 kg. Hal ini menyebabkan pasokan yang tersedia tak mencukupi kebutuhan masyarakat. “Selain itu, distributor juga menurunkan jumlah pasokan agen,” ucapnya.

Setiap pangkalanpaling banyak mendapatkan 560 tabung gas. Satu agen gas di Pasaman hanya memiliki 58 pangkalan. Dalam satu pangkalan, tidak sama jumlah kuotanya. Ada satu pangkalan mendapatkan 560 tabung, bahkan ada juga satu pangkalan dapat 50 tabung.

“Jumlah itu memang tidak mencukupi. Namun, apa boleh buat. Distributor hanya mampu memberikan jatah terbatas,” ucapnya.

Agen elpiji di Pasaman PT Silvia Dharma Mandiri, Mak Datuk, mengakui terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat atas gas elpiji 3 kg. Smenetara penambahan kuota Pasaman tidak ada.

“Bagaimana kita memenuhinya ke pangkalan-pangkalan yang ada, sementara kuota terbatas,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Industri Ketenagakerjaan Pasaman, Edison mengatakan, tingkat pemakai gas elpiji di daerah Pasaman mulai meningkat. Ini disebabkan pola konsumsi masyarakat yang berubah.

“Sebanyak 40 persen terjadi peningkatan konsumsi gas elpiji. Dengan peningkatan permintaan itu, membuat masyarakat kesulitan mendapatkan gas elpiji,” katanya.

Ia menyebutkan, daerah yang sulit mendapatkan gas elpiji adalah Rao, Rao Utara, Rao Selatan, Mapattunggul, Mapattunggul Selatan dan Duakoto. Beberapa kecamatan itu sebetulnya sudah lama kesulitan mendapatkan gas.

“Dari hasil survei kami di beberapa kecamatan tersebut, pada umumnya masyarakat mengaku banyak beralih dari kayu bakar ke gas elpiji. Selain itu, cara kerja gas elpiji juga lebih efisien,” ucapnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah mengusulkan penambahan kuota gas di Pasaman. Namun, permohonan tersebut belum disetujui. Alasan provinsi, kuota gas elpiji masing kota dan kabupaten sudah ditetapkan.

“Kami tetap berusaha agar penambahan kuota di Pasaman,” ucapnya seraya mengatakan data kuota gas elpiji bagi Kabupaten Pasaman ada di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumbar. (jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, PNS Mestinya Malu Pakai Elpiji Tabung Melon


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler