PADANG -- Murid-murid SDN 11 Lubukbuaya tetap bersemangat, Meski kondisi ruangan belajar mereka jauh dari kata nyamanDi tengah deresnya hujan dan air yang mengenangi kaki mereka, bocah-bocah kecil itu tetap belajar
BACA JUGA: Terapkan Sistem SKS di SMP-SMA
Menjelang siang hujan deras mengguyur Kota Padang, kemarin ( 20/9), murid-murid SDN 11 Lubukbuaya terus melangkahkan kakinya ke ruangan kelas mereka yang hanya berdindingkan triplek setinggi bahu orang dewasa dan bagian atasnya diberi kawat
BACA JUGA: Bahasa Mandarin Kian Diminati
Murid duduk dengan teratur di kursi mereka dan guru pun lalu mulai memberikan pelajaran.Selang tak berapa lama belajar, murid itu pun kebingungan
BACA JUGA: IPDN Ciptakan Hutan Nusantara
Tak hanya itu airpun mulai masuk ke kelas merekaTerpaksa mereka mengangkat kakinyaUntuk sampai ke meja guru, tak jarang mereka harus melompat menghindari genangan air.Ruang belajar mereka jauh dari kata layakMurid di sekolah itu juga duduk berdesakanBahkan satu meja diisi tiga orang murid. Dinding kelas darurat mereka hanya triplek sehingga jika hujan , mereka selalu kedinginanDalam ruangan kelas darurat itu, murid dilengkapi dengan papan tulis berwarna hitamGuru masih mengajar dengan menggunakan kapur sebagai alat bantu mereka.
“Ah hujan lagi, pasti nanti baju kita basah dan tak bisa belajar lagiSampai kapan ya seperti iniTidak kena hujan dan kedinginan lagi,” tutu Rika, salah seorang murid SDIa menyebutkan kondisi tersebut telah lama dialami merekaIa berharap sekolah mereka yang rusak akibat gempa dapat segera diperbaiki sehingga ia dan kawan–kawan dapat belajar dengan tenang dan nyaman“Lama betul perbaikan sekolah kamiPadahal kami ingin belajar di ruangan tempat kami duluBelajar di tempat ini panas dan kalau hujan kedinginan,” tuturnya.
Nova, rekannya yang lain juga berharap sekolah mereka dapat segera diperbaiki sehingga ia dapat belajar dengan tenang“Mudah-mudahan sekolah kami dapat segera diperbaikiSehingga tak kedinginan lagi,” terangnya.
Kepsek SD 11 Lubukbuaya Yesfita menuturkan kondisi tersebut memang telah lama dihadapi murid di sekolah ituSaat ini sekolah miliknya telah mendapat bantuan dari Dinas PU“Perbaikan sekolah ini memang ada sedikit masalahSehingga rencana perbaikannya yang dijadwalkan dalam satu bulan harus molor,’’ tuturnya.
Katanya, dana BOS tak mampu membiayai operasional sekolahHal ini disebabkan hampir sebagian besar dana BOS dipergunakan untuk membiayai guru honorer “Dana untuk pembelian mobiler terpaksa kami alihkan untuk membayar guru honorerJujur saja untuk kami kekurangan dana untuk pembelian fasilitas pendukung,” sebutnya
Di tempat terpisah Wakil Ketua Komisi IV DPRD Osman Ayyub mengimbau Dinas Pendidikan lebih memperhatikan kondisi sekolahSebab, perhatian pemerintah terhadap sekolah pasacgempa mulai kendor“Harusnya ini jadi perhatian DisdikDi SD Tanahair saya lihat ruangan belajar yang digunakan anak-anak juga tak representatifDisdik harus turun ke lapangan untuk mencek kondisi anak-anak belajar,” tukasnya(a)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Kerap Demo, Jam Ngajar Hilang
Redaktur : Tim Redaksi