Kelihatannya Sih Pintar, tapi Termakan Hoaks Juga

Senin, 28 Agustus 2017 – 13:56 WIB
Hoaks. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat jumlah aduan tentang ujaran bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) mulai Januari hingga Juli tahun ini sudah mencapai 10.592. Dari jumlah itu, aduan terbanyak pada Januari yang mencapai 5.142, sedangkan paling sedikit Juli dengan 403 aduan.

Ketua Komite Fact Checker Mafindo Aribowo Sasmito mengungkapkan, ujaran kebencian biasanya mulai disebarkan melalui media sosial. Sering kali isinya bernada menyerang atau menyudutkan orang lain sehingga menjadi korban.

BACA JUGA: Eggi Sudjana Laporkan Ketua Grup Saracen ke Bareskrim

Sedangkan pihak yang diserang pun beragam. Ada ulama, pemuka agama hingga tokoh partai politik.

"Yang diserang emosinya. Sehingga orang yang intelek pun bisa termakan berita yang tidak benar," katanya.

BACA JUGA: Presiden Perintahkan Menkominfo Cari Donatur Saracen

Aribowo menambahkan, informasi yang tidak benar berisi kebencian bisa lebih lama terbenam di dalam pikiran daripada informasi hasil klarifikasinya. Sebab, berita klarifikasi sering kali tidak diperlakukan seperti berita yang menyebar kebencian.

"Misalnya, kebencian yang disebarkan itu seribu, tapi berita klarifikasinya hanya ratusan," tambah dia.

BACA JUGA: MUI: Aksi Sindikat Saracen Haram Hukumnya

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusut tuntas sindikat Saracen yang berbisnis hoaks dan ujaran kebencian. Dia memastikan bahwa polisi tidak pandang bulu dalam pengusutan kasus itu.

"Bukan hanya Saracen saja, tapi, siapa yang pesan, siapa yang bayar harus diusut tuntas," tegas presiden.

Jokowi menuturkan, sindikat penyebaran kebencian tersebut sangat berbahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, kabar bohong yang disebarkan itu bisa memecah belah persatuan bangsa karena berisi fitnah dan mencela orang atau pihak lain.

"Ini mengerikan sekali kalau dibiarkan, mengerikan. Apalagi memiliki akun sampai ribuan, ratusan ribu," imbuhnya.

Jokowi pun mengharapkan lebih banyak akun yang menyebarkan hal positif yang mengajak pada optimisme dan berkreasi. "Mengajak masyarakat untuk menjaga kesopanan ya tidak apa-apa. Jutaan akun ya tidak apa-apa," harapnya.(jun/idr/c9/c10/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekerja Pengidap AIDS Memasukkan Darah ke Produk Minuman, Fitnah!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler