JAKARTA - Tim anti teror Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Menkopolhukam terus menelusuri beragam rencana yang disusun kelompok Fadli Sadama. Selain pengakuan lisan, penyidik juga memeriksa dokumen dan CD (compact disk) yang juga ikut disita saat Fadli tertangkap di Malaysia
Lelaki 28 tahun itu memang kini menjadi salah satu kunci untuk mengurai sisa-sisa anggota kelompok teroris yang jadi target operasi Polri
BACA JUGA: Sultan Ditawari Posisi Gubernur Utama
"Keterangan Fadli akan dikroscek dengan keterangan tersangka lain yang sudah tertangkap," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli AmarFadli yang sudah menjalin kontak dengan jejaring kelompok teroris sejak tahun 2001 di Ambon itu masih ditahan di Mako, Brimob Kelapa Dua, Depok Jawa Barat
BACA JUGA: Awang Faroek Lebih Baik Ditangani KPK
Beberapa keterangan yang diperoleh dari mulut Fadli cukup siginifikan, terutama tentang beberapa rencana aksi teror yang sudah disiapkan"Saat ini belum bisa kita buka apa saja hasilnya karena sedang dalam proses penyidikan
BACA JUGA: 90 Persen Kepala Daerah Korupsi
Langkah-langkah antisipasi dari aparat tentu sudah," kata Boy yang pernah menjadi Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88 Mabes Polri itu.Saat Fadli dipulangkan ke Indonesia pekan lalu, penyidik sebenarnya sudah punya hasil interogasi saat Fadli masih ditahan di MalaysiaNamun, itu belum cukup, Fadli diduga masih menyimpan banyak keterangan penting terkait koneksi terorisme lintas negara.
Fadli yang diangkat sebagai komandan operasi untuk wilayah Riau sudah merencanakan penyerangan terhadap orang asing terutama pekerja perusahaan asing di RiauMereka juga berencana menyerang turis asing yang sedang berwisata di anak gunung Krakatau.
Kemarin, anggota Densus 88 dari Mabes Polri juga langsung terbang ke Solo sesaat setelah menerima laporan adanya bom low explosive di Mapolsek Pasar Kliwon SoloBom ini diduga sebagai tindakan provokasi yang dilakukan oleh sisa-sisa anggota jaringan
"Kalau dilihat dari polanya, mulai dari Klaten, Sleman, lalu sekarang Solo, yang memasang bisa saja satu kelompok yang sama," kata seorang perwira dari Mabes Polri yang kemarin ikut melakukan supervisi pemeriksaan barang bukti di Solo
Polsek Pasar Kliwon tentu bukan target acak atau asal-asalanDi wilayah sekitar kecamatan ini, Densus 88 sudah seringkali melakukan operasi dan menangkap belasan tersangka kasus terorismeSalah satu yang terbaru misalnya, penangkapan Naim yang diduga menyimpan senjata api pada 10 November 2010 laluNaim beralamat di Jl Metrodanan RT 02/RW 03, Kampung Merodanan, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Saat diinterogasi, Naim mengaku hanya menyimpan 200 butir peluru di rumahnyaNamun, hasil penggeledahan di rumahnya ditemukan 579 butir peluru AK 47 dan kaliber 32 serta enam unit CPU (central processing unit) komputer
Polisi belum menyimpulkan bom Polsek Pasar Kliwon itu terkait langsung dengan jaringan Fadli"Namun, benang merahnya sangat jelasAda doktrin untuk menyerang kantor - kantor polisi yang mereka anggap sebagai thaghut (musuh)," katanya
Sumber Jawa Pos menyebut Toni Togar yang menjadi master mind perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak memang memberikan keleluasan kepada sel-sel yang dibentuknya untuk melakukan penyerangan individual
Toni selalu cermat memilih pimpinan operasiUntuk operasi Medan dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak misalnya dipilih Taufik Hidayat, mantan preman yang sering beroperasi di wilayah Sumatera UtaraTaufik tewas dalam operasi kontak tembak dengan aparat Polda Sumut awal Oktober lalu.
Juga Fadli Sadama, dia diberikan otonomi dan kepercayaan penuh untuk merancang serangan di wilayah komandonya yakni RiauFadli memang asli daerah penghasil minyak ituDia lahir di Pekanbaru 26 April 1982. "Banyak alumni pelatihan Jalin Jantho Aceh yang berasal dari Solo dan Wonogiri, bisa saja satu atau dua orang ditunjuk sebagai komandan laskar mereka di wilayah Solo," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NU Ingatkan Pemerintah soal Komersialisasi TKI
Redaktur : Tim Redaksi