Keluarga Bawa Syaukani Pulang Kampung

Minggu, 29 Agustus 2010 – 14:00 WIB

JAKARTA - Mantan Bupati Kutau Kartanegara, Syaukani HR, akhirnya benar-benar pulang ke tanah kelahirannya di Tenggarong, Kalimantan TimurKepulangan Syaukani hari ini, berbeda dengan kepulangnya pada 24 April lalu saat masih menyandang status narapidana (napi) perkara korupsi.

Kali ini, mantan bupati Kabupaten terkaya di Indonesia sudah menjadi manusia merdeka karena terhitung sejak 18 Agustus 2010 lalu, dibebaskan setelah menerima grasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Demi kepulangan Syaukani, pihak keluarga pun memesan kursi khusus di pesawat

BACA JUGA: Ismeth Abdullah Pilih Tak Naik Banding

Sebab, mantan politisi Golkar ini dalam kondisi sakit
Menurut putri sulung Syaukani, Silvi Agustina, untuk membawa sang ayah, pihak keluarga harus memesan seat khusus pesawat Garuda tujuan Jakarta ke Balikpapan untuk kemudian diterbangkan kembali menggunakan helikopter Gatari Air Service ke Tenggarong

BACA JUGA: Persiapan Jalur Mudik Sudah Mencapai 95 %



Selama perjalanan, kondisi kesehatan Syaukani dipantau langsung oleh dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Fredy Sitorus
Sebelum diizinkan pulang oleh dokter kepresidenan Yusuf Misbach, lanjut Silvi, ayahnya harus menjalani beberapa rangkaian perawatan khusus, mulai dari suntikan pelemasan otot yang kaku (botoks) akibat stroke, ditambah pemeriksaan kondisi emosional serta pemeriksaan paru-paru menyeluruh

BACA JUGA: TNI AD Bakal Gusur Lagi Rumdin Purnawirawan

Setelah dinilai memungkinkan, Yusuf Misbach kemudian mengeluarkan surat persetujuan terbang.

Rencananya, begitu heli mendarat di gedung Putri Karang Melenu, Syaukani akan dijemput ambulans menuju rumah dinas bupati, yang kini dijabat putri keduanya, Rita Widyasari"Di pendopo sudah disediakan ruangan khusus dilengkapi alat medis seperti yang ada di RSCM," tambah Silvi

Keluarga juga telah meminta bantuan dokter spesialis di Rumah Sakit Parikesit untuk ikut memantau kondisi kesehatan mantan Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) selama di TenggarongSilvi menambahkan, kepulangan ayahnya nyaris gagal karena pihak Garuda tak kunjung memberikan kepastian soal jumlah seat yang dipesan"Rombongan nggak banyak, nggak sampai 12 orang," ucapnya

Sekadar diketahui, untuk meletakan tempat tidur Syaukani di dalam kabin pesawat, setidaknya 9 seat harus dilepas dari tempatnyaKarena tak semua seat pesawat bisa dilepas, lanjut Silvi, pihak Garuda agak lama memberikan kepastian kapan rombongan bisa berangkat"Kita juga baru dikasih kepastian berangkat tadi malam," ucapnya(pra/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paling Susah Menilai Integritas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler