Mengaji dan mengkhatamkan al-Quran secara bersama-sama sebanyak 2-3 kali selama bulan Ramadan mungkin sudah menjadi rutinitas biasaTapi, jika dalam sehari bisa khatam 1.000 kali, apa mungkin?
---------------------------
M ULUM, JAKARTA
--------------------------
Fauzan Muhammad tampak anteng memegang al-Qurannya yang hanya seukuran dompet itu
BACA JUGA: Lahan Rumah 3,5 Hektare, Garasi Diisi 63 Mobil Antik
Duduk di kursi lipat dekat tenda bersama teman-temannya, mulut Fauzan lancar membaca surat al-Anbiya dengan suara yang tak terlalu kerasSantri Yayasan Darul Quran Mulia, Gunung Sindur, Bogor itu memilih membaca al-Quran di luar masjid sambil mencari udara segar lantaran di masjid penuh oleh santri lain yang juga tekun membaca al-Quran
BACA JUGA: Area Stadion jadi Macet, 90 Persen Skuad Timnas Puasa
Para santri itu berasal dari 11 lembaga pendidikan al-Quran yang diundang khusus PT PLN (Persero) yang bulan puasa ini menggelar khatam Al Quran 1.000 kali dalam sehari.Kegiatan dipusatkan di Masjid Nurul Falah, PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang (Disjaya) jalan Ridwan Ridwan Rais No 1 Jakarta Pusat
Para pendamping dan panitia memang tak mengharuskan para santri berjejer duduk manis di masjid
BACA JUGA: Setiap Napas Anak Saya Harus Diganti dengan Uang
Mereka bisa duduk dimana saja asalkan tetap dengan bacaan al-Qurannya, seperti yang dilakukan Fauzan dan teman-temannya ituBahkan, jika sudah pegal karena terlalu lama duduk, tak jarang diantara mereka sambil berdiri atau jalan tapi tetap dengan al-Quran di tangan atau hafalan masing-masing.Mengenakan busana gamis putih panjang dipadu peci dengan warna sama, posisi santri putra-putri yang rata-rata masih berusia 12-15 tahun, ini dipisahRuang masjid untuk laki-laki, dan perempuan di tenda yang letaknya pas di depan masjidDi beberapa titik baik di masjid atau di kantor PLN terpasang TV kegiatan khataman itu
Yayasan Darul Quran tercatat mengirimkan perserta terbanyakMenurut salah satu pengurus Solichan, Yayasannya memberangkatkan sekitar 400 santri putra-putri yang didampingi 39 ustadz"Ada 10 bis yang disediakan untuk berangkat ke JakartaPukul 03.30 kami berangkat, alhamdulillah tepat adzan subuh tiba di sini," ujar Solichan kemarin.
Mayoritas dari mereka, ujar Solichan, memang masih dalam tahap penghafalan"Santri yang sudah hafal 30 juz ada 8 orangLainnya masih belasan sampai dua puluhan juz," ucapnyaDiantara santri yang hafal 30 juz dan ikut khatam 1.000 kali dalam sehari, itu adalah Muhammad AlfathSejak kelas 1 SD, Alfath sudah mulai menghafal ayat-ayat Quran, terutama Juz AmmaKini hafalan Alfath sudah penuh"Mulai hafal sejak 2 tahun lalu, waktu masih SMP kelas 2," kata dia.
Acara khatam terbesar dan belum pernah ada dalam sejarah PLN itu di buka langsung Direktur Utama PLN Dahlan Iskan yang membaca langsung surat Alfatihah dan disambung surat Al Baqarah ayat 1-5Tak ketinggalan istri Dahlan, Nafsiah melanjutkan pada ayat ke 6 hingga beberapa lembar lalu secara bersama-sama dibaca bersama para santri dan santriwati
Untuk memudahkan, panitian khataman membagi 1.500 santri itu dalam 150 kelompok yang diselesaikan dalam 3 tahapPada pukul 06.00-12.00 adalah khataman tahap I dengan durasi 6 jam 4 kali khatam dikalikan 150 kelompokKhataman tahap II pada pukul 12.30-15.10 dengan 3 waktu jam 2 kali khatam dikalikan 150 kelompokDan terakhir pukul 15.30-17.15 khataman tahap III yakni 90 menit 1 kali khatam dikalikan 150 kelompok
Bagi Dahlan, khataman bersama para penghafal Al Quran ini sangatlah pentingMengapa demikian" Ia bercerita, tanggal 6 kemarin tepat dimana lima tahun lalu, ia menjalani operasi hati“Tanggal 6 dulu kan saya diselamatkan dari bencana yang sangat besar ketika operasi hatiAcara ini sekaligus syukuran meminta doa restu untuk tahun yang kelima pasca operasi,” ujar Dahlan.
Dia menjelaskan, dalam dunia kedokteran, masa kritis cangkok hati berlangsung selama lima tahun pertamaMasa kritis yang sangat luar biasa berada di bulan pertama pasca operasi dimana banyak orang gagal dan akhirnya matiKemudian kritis kedua pada tiga bulan pertama setelah itu ada masa kritis lagi, satu tahun pertama, tiga tahun pertama hingga yang terakhir di lima tahun
”Kalau sudah lewat lima tahun itu, rejection atau penolakan badan terhadap hati yang dipasang itu sudah tidak ada masalah lagiJadi hati ini sudah pasti klop dengan badan saya,” ucapnya.
Cobaan pria kelahiran Magetan ini tergolong luar biasaBermula setelah melakukan perjalanan bisnis panjang dari Cina hingga Ambon, Dahlan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya, SurabayaSetelah melakukan pengecekan ke dokter dinyatakan bahwa livernya telah sirosisBahkan, hati yang rusak itu telah dipenuhi kankerDokter pun langsung menyarankan untuk segera melakukan transplantasi hati dalam waktu kurang lebih enam bulanJika tidak, maka nyawanya tidak akan tertolong
Setelah mempertimbangkan cangkok hati di beberapa Negara, atas saran seorang teman, akhirnya ia memilih operasi di salah satu rumah sakit terkenal di ChinaTapi sayang rumah sakit itu ternyata mengalami kesulitan mencari donor hatiHingga saat itu, belum ada orang yang mau mendonorkan hatinya untuk DahlanTanpa terasa waktu telah memasuki bulan ke empat, namun ia belum juga mendapatkan donor hatiWaktu yang tersedia hanya tinggal dua bulan
Dengan pertimbangan matang, akhirnya ia menerima saran dokter rumah sakit untuk memotong limpaNamun, sekali lagi ini adalah usaha untuk mengulur-ulur waktu sampai tersedia donor hati untuknya
Di tengah-tengah masa penantian, sering di tengah sepinya malam, ia meneteskan air mata dan mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena memiliki istri yang setiaSaat waktu luang, istrinya tak pernah lupa membuka lembaran-lembaran al-Quran dan membacakan ayat-ayat Allah di sampingnya
Sampai akhirnya tak lama setelah itu, dokter mengabarkan telah mendapatkan donor hati dan operasi cangkok hati Dahlan siap dilakukan dan operasi pun berjalan sukses.***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tetap Terjaga di Solo, Dua Kelompok Tarawih dan Dua Imam dalam Satu Masjid
Redaktur : Tim Redaksi