jpnn.com, JAKARTA - Keluhan sebagian distributor/importir pelumas di Indonesia terkait aturan SNI (Standar Nasional Indonesia) Wajib untuk produk pelumas langsung dijawab pemerintah.
Salah satunya mengenai kesiapan pemerintah dalam hal ini kelengkapan uji laboratorium yang akan dipergunakan saat proses pelabelan SNI ke pelumas sebelum dipasarkan.
BACA JUGA: Importir Oli Sebut Sertifikat SNI Tak Berguna
Melalui Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar Badan Standardisasi Nasional (BSN) Wahyu Purbo menjelaskan, untuk saat ini proses pengujian laboratorium sudah siap untuk melakukan pengujian pelumas untuk pelabelan SNI.
"Ada dua laboratorium yang sudah siap pertama di Lemigas (Lembaga minyak dan gas bumi) dan satu lagi di luar itu," ujar Wahyu kepada JPNN.com, di Jakarta, Senin (3/9).
BACA JUGA: SNI Wajib Pelumas, Importir Oli Meradang
Baca juga: Keluhan para importir pelumas soal SNI Wajib
Wahyu menegaskan, para importir pelumas di Indonesia tak perlu khawatir. Karena lanjutnya, jika memang wajib diberlakukan label SNI maka persyaratan akan menyusul.
BACA JUGA: SNI Wajib Pelumas Hingga Akhir 2018, Ini Sanksi Jika Bandel
"Importir tidak perlu khawatir terkait masalah label SNI. Jika memang diwajibkan tentunya nanti ada crash program," imbuhnya.
Aturan selama ini, terang Wahyu, adalah semua pelumas diuji berdasarkan standar berlaku, namun kenyataan dikewajiban untuk mendapatkan NPT (Nomor Pelumas Terdaftar) hanya uji fisika/kimia saja.
"Jadi begini, ketika Anda mau menguji orang masa hanya cukup liat fisiknya saja tanpa tahu kemampuannya. Tidak mungkin kan. Begitu pula dengan pelumas," tegasnya.
Baca juga: Importir oli sebut SNI tak relevan
NPT, lanjut Wahyu hanya didasarkan sifat fisika/kimia, lalu pertanyaannya apakah benar baik atau tidak pelumas tersebut buat mesin kendaraan yang ada. Jangan-jangan hanya oli bekas saja. Apalagi pelumas dari luar kita tidak tahu dari mana asalnya.
"Dengan adanya label SNI maka sistem manajemen tes kimia/fisika serta uji performance dilakukan dan ini sudah jamak di negara manapun," pungkas Wahyu. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BSN: SPBU dan Hanggar Perlu Standardisasi Peralatan
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian