BACA JUGA: Belanda Sediakan 250 Beasiswa Master
Menurut keterangan beberapa wali murid, selain dikenai tarikan untuk kebutuhan dana pendamping dan peningkatan mutu siswa, wali murid juga dibebani sumbanganSeorang wali murid menuturkan, usai mengumumkan nama-nama siswa yang diterima di sekolah tersebut, lantas pihak sekolah meminta wali murid untuk daftar ulang
BACA JUGA: Usulkan Masuk PTN Langsung dari Nilai Unas
"Persisnya pada tanggal 6 Juli lalu, kami diberi sebendel formulir untuk diisi," katanya sambil minta namanya tak dikorankan.Menurutnya, dalam bendel formulir tersebut, juga ada sejumlah tarikan untuk kebutuhan sekolah yang jumlahnya mencapai Rp 460 ribu
BACA JUGA: Dikmenumjur Lamongan Awasi Sekolah
Draft tersebut ditandatangani oleh kepala sekolah Mustari dan ketua komite sekolah Subantar R"Sebenarnya yang tarikan ini tidak begitu kami permasalahkanCuma surat pernyataan ini yang rada aneh," imbuh wali murid lainnyaSurat pernyataan untuk wali murid tersebut isinya berupa tarikan sumbangan untuk pengembangan sekolahTapi kesannya bukan sumbanganIsinya: Dengan ini menyatakan bahwa untuk kepentingan pengembangan sekolah kami sanggup dan bersedia menyumbang (pilih salah satu dengan melingkari),Ada tiga opsi sumbangan yang tertulis dalam surat pernyataan tersebutYakni Rp 500 ribu, Rp 600 ribu dan Rp 700 ribuPada bagian selanjutnya ada juga opsi pilihan pembayaran sumbangan tersebutMulai dari opsi pembayaran tunai, pembayaran 3 kali angsuran, 4 kali angsuran dan 5 kali angsuranSemuanya terhitung mulai Agustus 2010.
Di akhir surat pernyataan itu, ada tanda tempat untuk tangan wali murid dan tempat untuk materai Rp 6 ribu"Kalau ada materai itu kan berketetapan hukum tetapJadi wali murid harus membayar," keluh wali murid tersebut.
Disebutkan, ketika pemberian formulir tersebut, pihak sekolah tidak menjabarkan soal pembayaran sumbangan itu"Waktu itu Cuma dibagi formulir dan suruh mengisi saja," bebernyaKarena itu wali murid pun takut untuk tidak mengisi surat pernyataan tersebut"Rata-rata wali murid takut kalau tidak mengisi sumbangan itu, nanti anaknya malah tidak jadi diterima," katanya.
Padahal kebanyakan wali murid di SMAN 1 Tongas berasal dari keluarga menengah ke bawahRata-rata wali murid bekerja sebagai petani dan nelayan"Jadi rata-rata wali muridnya hanya memilih opsi yang paling kecil (Rp 500 ribu) dengan pembayaran paling lama (opsi 5 kali angsuran)," jelasnya.
Sholeh Waqif, ketua panitia pendaftaran di SMAN Tongas saat dikonfirmasi Radar Bromo kemarin mengaku tidak bisa menjelaskan soal tarikan sumbangan itu"Mohon maaf mas, yang berkenan menjawab itu kepala sekolah," katanyaSedangkan Kepala Sekolah SMAN 1 Tongas Mustari sendiri kemarin tidak hadir di sekolahSaat dihubungi via ponselnya juga tidak berhasil(mie/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedubes AS Produksi Sinetron Edukatif
Redaktur : Tim Redaksi