JAKARTA -- Sudah 22 hari, sejumlah mahasiswa menggelar aksi keprihatinan dengan menginap di sebuah tenda di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jl HR Rasuna Said, Jakarta SelatanSelain sebagai bentuk pembelaan terhadap KPK, aksi juga dilakukan sebagai tekanan agar kasus skandal Bank Century diusut tuntas
BACA JUGA: Pegawai Makelar CPNS Diancam Dipecat
"Kami tidak akan pergi dari sini sebelum kasus Century dituntaskanDi dalam tenda tempat Danu dkk menginap, terdapat sebuah televisi kecil, sejumlah bantal kucel, beberapa sepan dan kaus yang berserakan
BACA JUGA: Dephub Larang Kapal Fiber Melaut
"TV itu untuk kami memantau berita soal kasus Century dan kasus Chandra-BibitDanu bercerita, meski mereka melakukan aksi menginap dan mogok makan, kuliah tidak ditinggalkan
BACA JUGA: Pembatasan Penyadapan Harus Diatur UU
Orang tua pun tidak lupa diberitahu bahwa mereka 'berkemah' di depan kantor KPKOrang tua tak keberatan mereka melakukan aksi demo dan mogok makan, asalkan tujuannya untuk melanjutkan perjuangan reformasi"Orang tua kami tidak marah, malah ayah saya jadi korlap di Pariaman."Ayah Danu adalah Bagindo Aulia SulaimanDia menjadi koordinator lapangan untuk penyaluran bantuan bagi korban gempa di Pariaman, Sumatera BaratSaat gempa dahsyat berkekuatan 7,6 skala richter menggoncang ranah minang, rumah ayah Danu ikut ambruk"Rumah kami dekat pantai, jadi ikut habisTapi kami tetap bersyukur karena tidak ada korban nyawa," ujar alumni MA Sunan Luhuda, Sukabumi, Jawa Barat itu sedikit bertutur.
Danu bersama teman-temannya yang menginap di tenda itu setiap malam jumlahnya sekitar 30 orang, namun menjaga tenda menggunakan sistem shift atau rolling (gantian)Fajri dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) sengaja memilih "berkemah" di depan kantor KPK itu, meski rumahnya dekat, di Ciputat"Kami disini (tenda) sudah 22 hariRencananya kami bertahan sampai 100 hari, mengawal 100 hari pemerintahan SBY-Boediono."
Saat mogok makan pekan lalu, pria berambut ikal itu juga ikut mogok. "Nanti pada 1 Desember, kami mogok makan lagiKami minta kasus Century segera dituntaskan." Beragam cara yang dilakukan Fajri dkk dalam menunjukkan aksinyaBerada dibawah bendera Komunitas Mahasiswa Jakarta Raya (KM Raya), setiap malam minggu mereka menggelar aksi teaterikal dan diskusiDalam gelaran acara itu biasanya menghadirkan para pembicara dari luar.
Dalam waktu dekat, mereka berencana menghadirkan grup musik SlankDiketahui, grup musik Bimbim dkk merupakan grup band yang getol menyuarakan suara reformasi dan desakan penangkapan para koruptorSuara mereka lewat musik, seperti tercermin dalam album-albumnya, Mata Hati Reformasi dan Generasi BiruMinggu-minggu sebelumnya, KM Raya bersama LMND (liga mahasiswa nasional untuk demokrasi), sudah mendatangkan aktor kawakan Deddy Mizwar, pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit, pakar komunikasi Effendy Ghazali, para aktivis 98, serta penyanyi balada Franky Sahilatua"Saat acara-acara seperti itulah kami siapkan mangkok, tempat bagi yang ingin menyumbang danaHasilnya cukup untuk makan selama seminggu di tenda (saat berkemah)."
Spanduk-spanduk dengan tulisan beragam yang dipasang di sepanjang depan kantor KPK, bukan hanya milik KM Raya dan LMND, tetapi ada juga spanduk milik Serikat BuruhIsi tulisan pun bermacam-macamAda juga gambar Chandra M Hamzah menaiki buaya dalam drama Cicak versus BuayaTapi terbanyak tulisan tentang desakan bailout Rp6,7 triliun ke Bank Century diusutBahkan, ada tulisan minta dinonaktifkan Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati dari jabatannyaBoediono dan Sri dianggap ikut bertanggung jawab dalam pengucuran dana talangan bagi Bank Century(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Ada Transaksi Liar, Kapal Overload
Redaktur : Tim Redaksi