Kemarau Panjang, 200 Hektar Sawah Terancam Puso

Sabtu, 24 September 2011 – 22:49 WIB

KENDARI -  Sekitar 200 hektar sawah di Desa Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara di pastikan gagal panen (puso) tahun iniPenyebabnya, selain kemarau panjang juga karena sumur bor dan waduk yang biasanya menjadi tumpuan suplai air petani tidak lagi berfungsi

BACA JUGA: Ayam Berkaki Empat, Anusnya Dua

Para petani diprediksi mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Anto,  salah seorang petani mengaku kerugian mencapai Rp 7 juta per hektarnya
"Jika dalam waktu dua minggu sawah kami tidak mendapatkan suplai air,  maka tahun ini tak satu pun petani yang bisa panen," ujar Anton sambil menunjuk lokasi sawahnya yang tanahnya sudah retak-retak karena kekeringan.
  
Ia mengatakan, saat ini seluruh petani sudah melakukan upaya agar tanaman padinya bisa diselamatkan, seperti melakukan pengisapan melalui aliran sumur bor yang disediakan pemerintah

BACA JUGA: Pemko Siap Bayar, Jalanan Pekanbaru Terang Lagi

Sayanganya,  sumur bor yang dibuat pemerintah berusia belasan tahun itu,  saat ini kondisinya sudah tidak layak digunakan


"Dari sembilan sumur bor yang ada,  hanya tiga yang bisa berjalan

BACA JUGA: LMND Kecam Tindakan Represif Polda Jambi

Namun tiga sumur tersebut jika dilakukan pengisapan yang keluar yaitu air bercampur lumpur," ungkapnya.
  
Para petani lanjut Anto, biasanya mengunakan aliran waduk Relasi yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi tanaman padiNamun waduk tersebut tidak bisa juga dijadikan alternatif untuk mendapatkan air karena airnya sudah kering.  Belum lagi saluran waduk tersebut sudah rusak"Petani sudah melaporkan ini sudah beberapa tahun lalu,  sebelum kemarau tiba namun tidak ada perhatian pemerintah setempat," jelasnya.
  
Di tempat berbeda, Suparjo menambahkan jika dirinya sudah saat ini hanya mengandalkan air hujan sajaHanya saja curah hujan saat ini masih kurang sehingga areal sawah masih mengering.
  
"Saat ini padi saya sudah siap berbuah jika sepuluh hari lagi tidak dapat air maka tidak akan terjadi panen," katanyaPadahal kata Parjo, dalam satu hektar dirinya bisa meraup keuntungan hingga Rp 12 juta"Kalau kemarau tetap seperti sekarang ini, maka kerugian yang dialami bisa mencapai Rp 8 juta," ujar Suparjo(kp/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan, Tanggul Lumpur Akan Jebol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler