Tim dokter Rumah Sakit Royal Children's Hospital di Melbourne yakin bisa mengoperasi pasangan kembar Siam, Nima dan Dawa, pada Jumat (9/11/2018) pekan ini.
Segala persiapan, katanya, sudah dilakukan untuk operasi pemisahan tubuh bayi kembar asal Bhutan yang akan berlangsung enam jam.
BACA JUGA: Bagaimana Australia Tangani Kasus Postingan di Medsos
Pasangan bayi berusia 14 bulan ini tiba di Australia bersama ibu mereka, Bhumchu Zangmo, awal Oktober lalu.
Rencana operasi sebenarnya sudah akan dilaksanakan sebelumnya namun setelah pengujian terakhir, disimpulkan bahwa kondisi tubuh Nima dan Dawa tak cukup.
BACA JUGA: Grattan Institute: Kebanyakan Warga Australia Miliki Dana Cukup Ketika Pensiun
Bayi kembar ini memiliki tubuh yang menyatu pada dada bagian bawah sampai ke bagian di atas panggul. Mereka dipastikan mereka dan diyakini mereka hanya berbagi organ hati.
Sejak tertundanya operasi, kini bayi tersebut bersama ibu mereka tinggal di fasilitas salah satu yayasan yang mendanai biaya penerbangan dan operasi mereka.
BACA JUGA: Australia-Indonesia Pererat Kerjasama Cegah Terorisme Dari Medsos
Elizabeth Lodge dari yayasan tersebut mengatakan kondisi bayi kembar itu menggembirakan.
"Mereka bahagia, bernyanyi Twinkle Twinkle Little Star," ujarnya.
Dia mengatakan ibu bayi tersebut menghendaki agar operasi segera dilaksanakan.
Ahli bedah anak dari Dr Joe Crameri menjelaskan operasi ditunda karena bayi tersebut tertinggal dari gizi dibandingkan anak normal pada usia yang sama.
"Kami cukup yakin untuk melakukan operasi pada Jumat ini," katanya.
Empat minggu sebelumnya, katanya, tim dokter di RS tersebut memiliki keyakinan serupa namun pengujian terakhir mengharuskan mereka mengubah jadwal operasi. Photo: Bayi kembar Siam asal Bhutan, Dawa dan Nima tiba di Australia sejak awal October 2018, untuk persiapan operasi pemisahan di Royal Children's Hospital Melbourne. (Supplied: Children First Foundation)
Operasi yang rumit
Dr Crameri berharap operasi akan berjalan lancar jika melihat hasil berbagai foto yang telah dilakukan.
"Kami tahu usus mereka melintang di tengah, apakah organ ini dibagi atau hanya bolak-balik di tengah, kita tak akan tahu sampai kita melihatnya langsung," kata Dr Crameri.
"Kami yakin organ utama lainnya dalam tubuh mereeka tak menyatu," katanya.
Disebutkan, sekitar 18 orang akan berada di ruang operasi, termasuk tim dokter, perawat dan dua tim anestesi.
"Agak sulit membius satu anak untuk menidurkan dua orang anak secara bersamaan dan menjaga mereka, yang relatif independen satu sama lain," kata Dr Crameri.
"Kami harus menangani satu anak yang terbagi menjadi dua. Kami harus mengubah ruangan dari ruang operasi untuk satu orang ke ruang operasi untuk dua orang," tambahnya.
Bayi kembar ini diperkirakan akan menghabiskan waktu sebulan di RS setelah operasi.
Bagi Dr Crameri, hal menarik yaitu bagaimana nantinya anak-anak ini menghadapi kenyataan bahwa mereka sudah terpisah untuk pertama kalinya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bau Durian Menyengat Dalam Kabin Sriwijaya Air Picu Protes Penumpang