Kemdiknas Siap Tarik Buku Seri SBY

Jika Buku Tak Masuk Daftar BSNP

Senin, 24 Januari 2011 – 19:43 WIB

JAKARTA—Sekrertaris Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Dodi Nandika menjelaskan, Kemdiknas telah menurunkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan atas beredarnya buku-buku seri “Mengenal Lebih Dekat Dengan SBY” ke sekolah-sekolahDodi menyebutkan, tim khusus penyelidikan buku ini terdiri dari utusan Kemdiknas, Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP), dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk).

“Timnya sudah jalan mulai Minggu (23/1) kemarin

BACA JUGA: 36 Kepsek Ikuti Konferensi di Brunai

Mereka tentunya bertugas untuk mengetahui dari mana asal buku tersebut, apa kegunaannya, bagaimana kualitasnya, dan lain sebagainya
Itu masih diselidiki,” ungkap Dodi ketika ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (24/1).

Dodi menjelaskan, dana untuk pengadaan buku SBY tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

BACA JUGA: Sistem Penilaian Unas Masih Menyisakan Celah

Dodi mengakui hingga saat ini pihaknya belum mengetahui siapa yang sebenarnya membeli buku SBY tersebut
“Itu DAK, bukan APBN kita, sehingga kita tidak tahu

BACA JUGA: Minat Mahasiswa Berwirausaha Masih Rendah

Dana itu kan berasal dari pusat (Kementerian Keuangan, red) yang langsung dialokasikan ke daerahSehingga kami tidak boleh menolak keputusan daerah,” tukasnya.

Dodi mengimbau kepada seluruh pemdah agar buku yang digunakan di dalam proses belajar mengajar hendaknya harus memenuhis syarat yang telah ditetapkan oleh BSNP“Nah, ini yang sedang dicekApakah sudah masuk daftar BSNP atau belumKalau belum, itu berarti sudah masuk pelanggaran,” imbuhnya.

Dijelaskan Dodi, jika penyebaran buku SBY tersebut terbukti melanggar aturan yang ditetapkan, maka Kemdiknas siap menarik buku tersebut dari peredaran“Ini harus diselidikiJika nantinya buku tersebut hanya digunakan sebagai bahan pengayaan, maka boleh dipergunakanTapi kalau tidak, kita akan tarik,” paparnya.

Dikatakannya, buku bahan pengayaan bukanlah buku wajib bagi para siswaBuku pengayaan, lanjutnya, hanya digunakan sebagai buku penunjang dalam proses belajar pengajar“Buku pengayaan bukan merupakan bagian dari struktur kurikulum,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, buku seri "Lebih Dekat dengan SBY" masuk dalam daftar pengayaan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)Buku itu didapat dari program DAK untuk sebuah SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah"Buku ini saya temukan waktu reses kemarin di daerah pemilihan saya, kabupaten Tegal, di sebuah SMPIni kata kepala sekolahnya program dana alokasi khusus," kata anggota Komisi X DPR, RohmaniIa menilai buku tersebut memang bagus dan mendidikAkan tetapi, terasa kurang cocok dibaca oleh siswa SMP(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Rampung di Lima PTN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler