Kemenag Buka Universitas Islam Siber, Guru Madrasah tak Kesulitan Lagi untuk Kuliah

Kamis, 16 November 2023 – 21:24 WIB
Direktur Pendidikan Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi. (ANTARA/HO-Kemenag)

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) kembali membuat terobosan dalam upaya membantu para guru di berbagai daerah di tanah air.

Kemenag membuka Universitas Islam Siber (Cyber Islamic University) yang bertujuan membantu para guru di daerah, terutama di pelosok, yang selama ini kesulitan mengakses perkuliahan.

BACA JUGA: Kemenag Sebut Efisiensi Anggaran Diklat Mencapai Rp 1,6 Triliun, Ini Rahasianya 

Semua perkuliahan akan dilakukan secara digital.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Ahmad Zainul Hamdi mengatakan program tersebut membuat guru madrasah di mana pun berada bisa tetap melanjutkan ke perguruan tinggi karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital.

BACA JUGA: Kemendagri dan Kemenag Bersinergi Menyosialisasikan Mandatory Halal 2024

Inung, panggilan akrab Ahmad Zainul Hamdi, mengungkapkan ribuan guru madrasah di pelosok-pelosok daerah sangat membutuhkan afirmasi pendidikan lanjutan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya.

Menurut dia, di antara mereka ada yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3 T.

BACA JUGA: Kemenag Bakal Bentuk Pusat Pengembangan Talenta Mahasiswa di Setiap PTKI

Mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses. hingga biaya.

Padahal, mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun.

"Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses sivitas akademikanya di mana saja mereka berada. Seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus, sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital," kata Ahmad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/11).

Universitas Islam Siber saat ini telah dibangun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat. Kampus ini dibangun, salah satunya berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk, Seoul, Korea Selatan, yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan sibernya.

Selain menjangkau guru-guru di pelosok negeri, kata Inung, ke depan pendirian Universitas Islam Siber ini juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama.

"Nah, ini kami siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah, tetapi kualitas tetap terkontrol," ujarnya.

Inung menjelaskan ada sembilan studio di UIN Syekh Nurjati dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh.

Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Menurut Inung, kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak 2 tahun lalu dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serbadigital.

Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Ditjen Pedidikan Islam Kemenag Thobib Al-Asyhar mengatakan pendirian kampus siber ini merupakan salah satu program prioritas Kemenag.

"Kampus tersebut didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, dan perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital," pungkasnya. (antara/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler