Kemenag Sebut Efisiensi Anggaran Diklat Mencapai Rp 1,6 Triliun, Ini Rahasianya 

Kamis, 16 November 2023 – 17:24 WIB
Dalam media gathering yang diselenggarakan Kemenag terungkap bahwa ada efisiensi anggaran diklat hingga Rp 1,6 triliun. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) berhasil melakukan efisiensi anggaran diklat hingga Rp 1,6 triliun.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari transformasi digital yang dilakukan Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

BACA JUGA: Kemenag Bakal Bentuk Pusat Pengembangan Talenta Mahasiswa di Setiap PTKI

Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan transformasi digital adalah keharusan demi memudahkan akses publik terhadap layanan Kementerian Agama, termasuk dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Transformasi digital itu keharusan zaman. Ini akan memudahkan akses publik terhadap layanan Kementerian Agama. Selain mudah, layanan pun menjadi murah dan cepat,” tegas Wibowo Prasetyo dalam media gathering di Jakarta, Kamis (16/11).

BACA JUGA: Kemenag Perpanjang Izin Laznas Yakesma Karena Berkinerja Baik

Akses yang mudah dan murah sangat penting, kata Wibowo, karena masyarakat masa kini membutuhkan kecepatan.

Oleh karena itu, transformasi digital menjadi keharusan. Ada juga aspek transparansi dalam pemanfaatan teknologi. Hal penting lainnya tentu adalah efisiensi anggaran.

BACA JUGA: Kemenag Gelar Seleksi Terbuka untuk Calon Pejabat Eselon 2, Dibuka Mulai Hari Ini

Wibowo mengapresiasi terobosan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang sudah menggunakan pendekatan baru dalam kediklatan, berbasis transformasi digital melalui Massive Open Online Course (MOOC) Pintar. Sehingga, akses publik makin luas dan massif.

“Transformasi digital ini bahkan terbukti dapat mengefisienkan anggaran kediklatan hingga mencapai Rp 1,6 triliun,” sebutnya. 

Kepala Badan Litbang dan Diklat, Suyitno mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran mencapai Rp 1,6 triliun ini didapatkan dengan perhitungan jumlah peserta yang mencapai 284.054 orang dalam 15 bulan terakhir.

Dia membeberkan perhitungan efisiensi ini dengan cara sederhana.

Jika 284 ribu peserta itu dilakukan secara klasikal tatap muka, di mana setiap kelasnya hanya diisi 30 orang dan rata-rata menghabiskan anggaran Rp 170 juta, jumlah 284 ribu itu setara dengan 9.468 kelas. 

"Jika dikalikan dengan Rp 170 juta akan menghasilkan angka Rp 1,6 triliun. Itulah efisiensinya,” terang Suyitno.

Efisiensi anggaran ini, menurut Suyitno, tidak lepas dari pemanfaatan digitalisasi layanan pelatihan yang menjadi program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

“Dengan teknologi digital, pelatihan tak lagi manual. Dirancang dengan learning system, manajemen pembelajaran, dan aplikasi yang mudah, cepat dan aksesibel. Jika dahulu pelatihan tatap muka setahun hanya menjangkau ribuan peserta, sekarang bisa menjangkau ratusan ribu. Ini adalah berkah digitalisasi yang harus kita syukuri,” tuturnya.

Suyitno menambahkan kepesertaan yang besar juga memberikan manfaat yang besar untuk organisasi Kementerian Agama.

Metode pelatihan melalui MOOC Pintar memberikan kesempatan kepada semua ASN di Kementerian Agama untuk mengikuti pelatihan, bahkan menjangkau masyarakat yang bersentuhan dengan tugas Kemenag. 

"Peningkatan kompetensi gampang didesain sesuai kebutuhan dan prioritas," tambahnya. 

Suyitno optimistis jika ASN meningkat kompetensinya, Kementerian Agama akan memanen keuntungan.

Organisasinya adaptif dengan perubahan, agile organization. 

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis, Mastuki menambahkan nilai lebih dari pelatihan berbasis digital melalui MOOC Pintar adalah ramah lingkungan.

Pelatihan online mengubah kultur boros kertas menjadi paperless, tidak membutuhkan kertas. 

Pelatihan di MOOC Pintar itu paperless, tidak membutuhkan kertas dan alat tulis kantor lainnya.

Jika pelatihan tatap muka per kelas biasanya menghabiskan kertas dua rim, maka 9.468 kelas membutuhkan tak kurang 18.936 rim kertas.

Ilustrasinya, jika satu pohon menghasilkan 16 rim kertas, pelatihan online setidaknya telah memberikan dampak lingkungan tanpa menebang pohon sebanyak 1.183 pohon. 

"Itu berarti menambah pasokan oksigen yang dibutuhkan warga,” jelasnya.

Maka dari itu, Mastuki mengajak semua ASN di Kementerian Agama, juga masyarakat yang menjalankan tugas Kementerian Agama, seperti guru, penyuluh, penyelenggara zakat, wakaf, halal, haji, dan lainnya untuk memanfaatkan pelatihan melalui MOOC Pintar ini. 

“Semua pelatihan di MOOC gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun, tetapi memiliki civil effect karena resmi bersertifikat dari Kementerian Agama," ucapnya.

Bagi ASN, silakan manfaatkan pelatihan ini untuk mengembangkan kompetensi, apalagi UU Nomor 20 Tahun 2023 mewajibkan setiap ASN mengembangkan kompetensi tiap tahun minimal 20 jam pelajaran, sambungnya. (esy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendagri dan Kemenag Bersinergi Menyosialisasikan Mandatory Halal 2024


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler