Kemenag Gandeng Guru untuk Penguatan Moderasi Beragama

Senin, 15 November 2021 – 23:35 WIB
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA dan SMK digelar secara maraton oleh Pimpinan Pusat Pergunu. Foto: PBNU

jpnn.com, JAKARTA - Kegiatan Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA dan SMK digelar secara maraton oleh Pimpinan Pusat Pergunu.

Salah satunya dilaksanakan di Kota Pekalongan dengan sasaran program guru PAI Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Purworejo, dan Kebumen sebanyak 120 orang.

BACA JUGA: Tahapan Seleksi PPPK Guru Molor, Titi Purwaningsih Menduga Ini Penyebabnya

Kegiatan ini tak lepas dari dukungan Direktorat PAI Kemenag RI dalam mewujudkan program Moderasi Beragama di semua elemen khususnya di lingkungan guru Nahdlatul Ulama yang tersebar di berbagai sekolah swata maupun negeri.

Ketua Panitia Achmad Zuhri menekankan pentingnya peningkatan kapasitas moderasi beragama di lingkungan sekolah. Sebab, disitulah pengenalan budaya washatiyah dan nilai-nilai Pancasila.

BACA JUGA: Indonesia-UEA Cegah Ujaran Kebencian dan Dorong Moderasi Beragama

“Sebagus apapun fasiltas sekolah, sebaik apapun kurikulumnya, semahal apapun biaya sekolahnya, jika gurunya tidak kompeten maka akan sia-sia. Guru adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kita berkegiatan di sini dalam upaya meningkatkan kualitas kita,” ujar  Zuhri.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Batang H. M Aqsho, M.Ag selaku narasumber memaparkan yang perlu dimoderasi sesungguhnya bukan agama Islam saja atau agama saja, melainkan cara beragama kita sebagai pemeluk agama.

BACA JUGA: HNW Ajak Pemuda dan Aktivis Lembaga Dakwah di Kampus Hadirkan Moderasi Beragama

Agama sejatinya sudah mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan keseimbangan dalam bersikap. Jadi jika ada orang yang gemar mengafirkan atau melarang perilaku sosial lain yang berbeda dengan yang dianutnya maka ada sesuatu yang kurang tepat dalam pemahaman keberagamaannya.

“Itulah pentingnya guru tampil sebagai garda terdepan dalam mengajarkan sikap moderat,” ujar dia.

Di sisi lain, Ali Formen selaku narasumber pakar menyampaikan masih ada pekerjaan rumah bagi para guru PAI tingkatan manapun. Sebab bibit radikalisme masih ada dan berpotensi berkembang di lingkungan sekolah.

Oleh karena itu, perlu ada langkah berkelanjutan untuk memperkuat jalinan silaturahim dan komunikasi para peserta untuk mitigasi awal ideologi atau ajaran yang menyimpang.

Muhlisin, salah satu peserta dari SMK Diponegoro menyampaikan manfaat yang diperoleh dari acara ini.

“Kami sangat senang mendapatkan wawasan baru dan perspektif baru dalam pengembangan moderasi beragama di sekolah, apalagi basisnya adalah sekolah umum yang memang selama ini perlu sentuhan moderasi,” ujar dia.

Diakhir sesi acara para peserta saling berbagi pengalaman baik dengan merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis 9 nilai Moderasi Beragama.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler