Kemenag Genjot MAK agar Lulusan Aliyah Bisa Bersaing

Jumat, 16 Desember 2016 – 20:50 WIB
Direktur Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Prof Nur Kholis Setiawan (berkalung sarung) saat meninjau MAN 1 Garut, Jumat (16/12). Foto: Kemenag for JPNN.Com

jpnn.com - GARUT – Kementerian Agama (Kemenag) terus mencari solusi bagi siswa dan siswi madrasah aliyah (MA) agar punya keterampilan ketika lulus. Sebab, sekitar 32 persen lulusan aliyah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Hanya saja, lulusan aliyah sering kurang kompetitif ketika bersaing dalam mencari pekerjaan. Persoalannya ada pada keterampilan.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Setuju PMP Diajarkan Lagi di Sekolah

Direktur Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Prof Nur Kholis Setiawan mengatakan, pihaknya terus mencari solusi untuk mengatasi persoalan itu. Menurutnya, Kemenag sudah sejak 1994 ada kurikulum keterampilan di aliyah.

Bahkan sudah ada 234 MA yang telah mengembangkan berbagai program keterampilan. Tujuannya agar alumni aliyah memiliki keterampilan setelah lulus dan tak kesulitan mencari pekerjaan.

BACA JUGA: Ini Jumlah Sekolah/Madrasah yang Belum dan Sudah Terakreditasi

Yang terkini, kurikulum keterampilan itu dikembangkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Garut, Jawa Barat. “Para siswa bukan hanya mendapat pelajaran biasa, tapi mereka juga harus memilih satu program keterampilan yang ada di sekolah," ujar Nur Kholis usai meninjau program keterampilan di MAN 1 Garut, Jumat (16/12/2016).

Sebagaimana siaran pers Kemenag, dalam acara itu juga  dilakukan sarasehan dan temu wartawan bertema Madrasah Keterampilan Menjawab Tantangan Dunia Usaha dan Industri. Nur Kholis menjelaskan, madrasah keterampilan merupakan percontohan MA yang mengembangkan keunggulan kompetitif di bidang keterampilan atau kejuruan.

BACA JUGA: 11 Ribu Guru Belum Tersertifikasi

Untuk mendukung program itu, sambungnya, Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag mengalokasikan anggaran dana pengembangan-pengembangan keterampilan di aliyah. Salah satu contohnya di MAN 1 Garut yang mendapat suntikan dana Rp 1,5 miliar dari APBN 2017.

“Dana itu bisa digunakan untuk membeli peralatan baru. Tadi saya lihat banyak alat yang sudah lama dan memang harus diganti. Biar sesuai dengan perkembangan zaman," katanya.

Sedangkan untuk menjawab tantangan di dunia usaha, tutur Nur Kholis, Kemenag  berencana membuka madrasah aliyah kejuruan (MAK) di enam provinsi dalam kurun waktu 2016-2018. Yakni di Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara, Bintuhan Kaur di Bengkulu, Rokan Hulu di Riau, Aceh Timur di NAS, Samarinda di Kalimantan Timur, serta  Atambua di Nusa Tenggara Timur.

Selain itu Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag juga mendorong revitalisasi sarana dan prasarana pada madrasah keterampilan. Kurikulum keterampilan di setiap sekolah pun akan disesuaikan dengan potensi daerah dan dikombinasikan dengan kurikulum pusat.

Nur Kholis menambahkan, MAK yang menggunakan anggaran menawarkan program-program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing. Di Riau, misalnya, spesialisasi MAK yang dibangun di Kabupaten Rokan Hulu adalah  bidang pertanian.

"Pembangunan MAK merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah sekolah kejuruan demi suksesnya program wajib belajar 12 tahun. MAK dipilih setelah diketahui bahwa banyak siswa yang berhenti sekolah setelah lulus dari madrasah tsanawiyah," ucapnya.

Sementara Kepala MAN 1 Garut Yepi Agus Gunardi mengatakan, madrasha yang dipimpinnya sudah sejak 1984 mengadakan program keterampilan. Mulai dari otomotif, elektronika hingga tata busana.

Namun, Yepi mengakui adanya kendala dalam menerapkan kurikulum keterampilan.  "Kendalanya itu seperti dari sarana yang ada di sekolah. Selain itu dari sisi regulasi juga agak terhambat," ucap Yepi.

Namun kini masalah regulasi telah diatasi setelah mendapat dukungan dari pemerintah. Setelah regulasi keterampilan lahir, pelajaran yang diberikan pun cukup padat.

"Alhamdulillah sekarang kita juga mendapat dukungan dana untuk revitalisasi. Dana itu akan digunakan untuk update alat. Seperti mesin di program otomotif belum injeksi. Masih mesin yang lama," katanya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Moratorium Unas dengan Empat Alasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler