jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diminta untuk menempatkan sosok yang tepat sebagai penjabat (Pj) gubernur Provinsi Banten.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan, Pj gubernur Banten harus sosok yang memahami tahapan demi tahapan proses Pilkada 2024.
BACA JUGA: Tolak Pj Kepala Daerah, Moch Sidik Cs Gugat UU Pilkada ke MK
Pj gubernur Banten punya sejumlah tantangan. Termasuk di antaranya adalah tantangan menyukseskan pilpres, pileg dan pilkada serentak tahun 2024. Tugas itu, kata dia, tidak ringan. Sebab, amanat pemerintah untuk menyukseskan dan meredam potensi gejolak politik di masyarakat.
"Karena kan pemilu kadang terjadi konflik sosial, kadang kerusuhan, ini yang kita tidak inginkan. Oleh karena itu salah satu tugas Pj nanti adalah mengamankan secara politik terkait Pilkada nanti agar tidak terjadi kerusuhan, konflik dan sebagainya," kata Ujang kepada wartawan, Selasa (29/3).
BACA JUGA: PDIP Sebut Nama Kasetpres Heru Budi Sebagai Pj Gubernur DKI 2022-2024
Selain itu, kata Ujang, Pj gubernur Banten harus mengetahui sejarah dan kondisi masyarakat setempat. Baik dari aspek budaya, sosial dan ekonomi.
"Pejabat nanti khususnya Banten, itu harus tau terkait dengan kondisi masyarakat Banten. Tau sejarahnya, tau kondisi politiknya, tau kondisi sosialnya, ekonominya, budayanya. Sehingga dalam memenage dan mengelola Banten nanti itu tidak asal-asalan," papar Ujang
BACA JUGA: Junimart Girsang Pastikan Seluruh Pj Gubernur Dipilih Presiden
Artinya, kata Ujang, sosok yang dipilih Kemendagri adalah sosok yang profesional dan berpengalaman. Khususnya menghadapi kekhasan masyarakat Banten.
Sehingga, jejak pembangunan yang ditinggalkan gubernur sebelumnya dapat tetap terjaga dengan baik.
"Karena kalau tanpa pengalaman itu, tanpa pengetahuan itu maka nanti apa yang sudah dibangun gubernur definitif itu akan jadi acak-acakan. Oleh karena itu, Pj Gubernur Banten itu harus memiliki pengalaman itu," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat Banten dikenal religius. Karena itu, sosok yang menjadi Pj harus memahami karakteristik itu. Sehingga bisa memilih pola pendekatan yang tepat kepada masyarakat Banten.
"Banten itu punya kekhasan tersendiri di masyarakatnya. Oleh karena itu pendekatannya berbeda di antara setiap provinsi. Untuk Banten ini, pendekatan keagamaan, religiusitas itu lebih penting daripada pendekatan-pendekatan yang lain," katanya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil