Kemendes dan KemenPPPA Berkomitmen Wujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Rabu, 11 November 2020 – 18:49 WIB
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar atau gus Menteri. Foto: Humas Kemendes PDTT.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) deklarasi Desa Ramah Perempuan dan Layak Anak.

Deklarasi dibacakan secara bersamaan oleh Menteri Desa Abdul Halim Iskandar atau Gus Menteri dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Puspayoga. Selain dibacakan, teks deklarasi juga ditandatangani oleh mereka mewakili kementerian masing-masing.

BACA JUGA: Kemendes Susun Indikator Desa Ramah Perempuan

“Berkomitmen mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak,” demikian penggalan teks deklarasi yang dibacakan oleh Gus Menteri dan I Gusti Ayu Bintang di Grand Sahid, Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Sebelumnya, Gus Menteri membeberkan alasan menggaungkan program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. Pasalnya,  data Badan Pusat Statistik (BPS) ditemukan banyak masalah yang dihadapi perempuan.

BACA JUGA: Gubernur Zulkieflimansyah: Konsep Gus Menteri Ini Luar Biasa

Salah satunya adalah kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dibawah umur 18 tahun masih relatif tinggi.

"Memang kekerasan seksual di lebih tinggi, namun kekerasan di desa cenderung pada pemerkosaan atau seksual kontak, sementara di kota cenderung pada pelecehan tanpa kontak seksual," ungkap Gus Menteri.

BACA JUGA: Reaksi Boni Hargens Soal Penyambutan Habib Rizieq

Masalah lain juga terdapat pada angka kelahiran perempuan muda antara usia 15-19 tahun, kasus di desa masih jauh lebih tinggi dibandingkan kota. Dengan demikian remaja desa untuk lebih sehat dan lebih berkembang masih rendah dari pada remaja kota.

Begitu juga di dunia kerja, distribusi jabatan manager pada perempuan hanya berada di angka 30,63 persen sedangkan laki-laki di posisi 69,37 persen. Persentase kursi parlemen untuk perempuan juga masih jauh meskipun undang-undang telah memberi ruang hingga 30 persen.

"Artinya, posisi perempuan dalam ruang publik dan penentu arah pembangunan masyarakat masih rendah. Belum ada kesetaraan gender dalam ruang publik," imbuhnya.

Padahal, lanjut Gus Menteri, kesempatan sekolah SMA dan sederajat cenderung lebih tinggi didapat oleh perempuan. Kesempatan perempuan berada pada angka 68,06 sedangkan laki-laki 82,03, seharusnya perempuan lebih siap memasuki dunia kerja.

Oleh sebab fakta-fakta di atas, Gus Menteri berinisiatif memberikan perhatian khusus kepada perempuan dengan program Desa Ramah Perempuan sebagaimana tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan, yang akan menjadi role model pembangunan desa.

Selain mendapat dukungan dari beberapa organisasi perempuan, Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak juga mendapat apresiasi dari pemerintah Australia dan United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB.(ikl/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler