jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 20 ribu kerangka serdadu Jepang di Papua dan Papua Barat akan dipulangkan ke negaranya. Pemulangan dilakukan menyusul diperpanjangnya kerja sama pemerintah Jepang dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Kami perkirakan ada 20 ribu kerangka tentara kami di Papua dan Papua Barat. Mengkremasi jasad dan menyimpan abunya adalah suatu penghormatan bagi yang meninggal. Ini sudah budaya, makanya kami memutuskan untuk mengembalikan tulang belulang tentara Jepang kepada keluarga masing-masing," beber Masafumi Ishii, Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia usai MoU dengan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Selasa (25/6).
BACA JUGA: Pileg 2019: DIY Relatif Terbersih, Papua Terindikasi Terkotor
Dia mengakui, usia kerangka tersebut sudah lebih dari 70 tahun sehingga sulit melakukan identifikasi. Namun, dengan bantuan pemerintah Indonesia, dia optimistis bisa lebih mudah.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengungkapkan, MoU ini merupakan lanjutan kerja sama lima tahun lalu. Lima tahun lalu sudah ada kerangka yang diangkat dan dikembalikan. Tahun ini diperpanjang lima tahun lagi.
BACA JUGA: Mapolsek Tigi Dibakar, Satu Remaja Tewas Tertembak
BACA JUGA: Kevin Aprilio Cerita Perjuangan Melunasi Utang Rp 17 M, Kini Bawa Ferrari Baru
"Semua biaya akan ditanggung pemerintah Jepang termasuk ganti rugi bila saat penggalian kerangka ada di tanah perkebunan rakyat," terang Hilmar.
BACA JUGA: Ajak Milenial Cintai Budaya, Kemendikbud Gelar KBKM
Dia menjelaskan, beberapa perjanjian kedua negara terkait repatriasi (pemulangan) tersebut di antaranya Memorandum Persetujuan antara Pemerintah Jepang dan Indonesia tentang Pembangunan Monumen Perang Dunia II (Memorandum of Agreement between the Government of Japan and the Government of the Republic of Indonesia concerning the Building of a World War II Monument) yang ditandatangani pada 7 April 1993.
Kemudian memorandum kerja sama antara Indonesia-Jepang tentang pemberian akses, pelaksanaan pengumpulan dan repatriasi kerangka tentara Jepang pada perang dunia kedua di Provinsi Papua (Memorandum of Cooperation between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Japan on Provision of Access for and Conduct of Collection and Repatriation of the Remains of Japanese Soldiers of World War II in the Province of Papua) ditandatangani 20 November 2013.
"Kerja sama tersebut meliputi proses pencarian, pengumpulan kerangka dan identifikasi kerangka. Kemudian kerangka dibakar sehingga menghasilkan abu untuk dibawa pemerintah Jepang ke negeri sakura itu," ucap Hilmar.
Sepanjang sejarah Perang Dunia II Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi saksi bisu pertarungan para tentara Amerika Serikat dan Jepang pada 1939-1945.
Jepang memang pernah menorehkan sejarah di wilayah ujung timur Indonesia itu. Ribuan tentara Jepang pernah berjibaku dengan tentara sekutu pimpinan Amerika di wilayah Papua semasa Perang Dunia II.
Salah satu saksi bisu gugurnya tentara Jepang di Papua adalah sebuah goa yang disebut Goa Jepang. Saat menduduki Indonesia, Jepang memanfaatkan goa-goa alam di wilayah Biak sebagai tempat persembunyian, perlindungan, dan juga tempat penyimpanan senjata.
Satu goa yang dikenal dengan Goa Jepang merupakan tempat pertahanan yang sangat kuat dan sulit sekali ditembus tentara sekutu.
Untuk melumpuhkan goa, pasukan sekutu di bawah pimpinan Jenderal McArthur menjatuhkan drum-drum bahan bakar yang ditembaki dari udara. Tak kurang dari 3.000 tentara Jepang tewas terkubur dalam goa. Kerangka-kerangka eks tentara Jepang tersebut berusaha dikembalkan ke keluarga dan pemerintah Jepang.
"Selain di Biak, kerangka-kerangka serdadu negeri matahari terbit itu tersebar di beberapa daerah. Seperti di Sarmi, dan Jayapura. Pengembalian kerangka ini murni mempertimbangkan aspek kemanusiaan," pungkas Hilmar. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Pilpres 2019 di Papua Barat Mirip 2014, Jokowi Menang Lagi, Ini Datanya
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad