jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbud melakukan sejumlah evaluasi terkait turunnya rata-rata nilai ujian nasional (Unas) tahun ini dan 2017. Diantara opsi yang tengah dikaji adalah mengembalikan nilai unas sebagai salah satu penentu kelulusan siswa.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengakui, tidak dijadikannya nilai unas sebagai syarat kelulusan berdampak secara psikologis siswa. Di mana etos siswa untuk belajar menurun. “Salah satunya mungkin itu. Motivasi siswa, motivasinya tidak terlalu serius,” ujarnya di komplek Istana Negara, Jakarta, kemarin (4/5).
BACA JUGA: Beberapa Daerah Kelulusan SMA Nyaris Sempurna
Oleh karenanya, dia memastikan posisi unas yang tidak lagi jadi penentu kelulusan menjadi salah satu aspek yang dievaluasi. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu pun tak membantah soal peluang kembalinya nilai UN sebagai syarat kelulusan. “Itu kita evaluasi nanti. Bisa saja (jadi syarat),” imbuhnya.
Meski demikian, Muhadjir menuturkan, penurunan nilai UN tidak semata-mata karena itu. Menurut dia, ada juga penyebab lainnya. Yakni kualitas soal yang diubah jadi standar higher order thinking skills (HOTS) dan perubahan metode ujian dari kertas ke komputer.
BACA JUGA: Empat Penyebab Nilai Rata-Rata Unas SMA - SMK Turun
Untuk perubahan ke komputer, kata Muhadjir, tahun ini perubahannya cukup signifikan. Di mana hampir 50 persen SMA/SMK baru memulai adaptasi tahun ini.
Terbukti, nilai sekolah yang mengalami penurunan adalah sekolah yang catatan integritasnya kurang baik dan memulai memakai UNBK. “Tapi untuk sekolah yang kemarin (tahun lalu) sudah gunakan UNBK kecenderungan naik (nilainya),” tuturnya. (far/lyn/wan)
BACA JUGA: Nilai Unas SMA â SMK Diumumkan Sore, Ini Alasannya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai Rata-Rata Unas SMA dan SMK Turun
Redaktur & Reporter : Soetomo