Kemendikbud Siap Evakuasi Guru Dari Filipina

Senin, 16 September 2013 – 04:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memantau perkembangan situasi keamanan di Filipina bagian selatan. Pasalnya mereka menempatkan puluhan guru di kawasan itu. Dalam beberapa hari terakhir, konflik antara pemerintah dengan pemberontak di kawasan yang berbatasan dengan Indonesia itu kian panas.

Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan Konjen RI di Davao, Filipina terkait keamanan setempat. "Memang benar di Filipina bagian selatan banyak guru-guru yang kita tempatkan untuk melayani anak-anak WNI (umumnya TKI perkebunan, red)," tandasnya kemarin.

BACA JUGA: Ribuan Mahasiswa IAIN Belajar Darurat

Musliar menuturkan sampai tadi malam belum ada warning dari perwakilan Indonesia di Davao maupun di Manila. Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu menuturkan masyarakat di Indonesia tidak perlu mencemaskan kondisi di Filipina selatan secara berlebihan. Dia mengatakan bahwa kondisi di Filipina selatan itu sangat luas.

"Bisa jadi konfliknya itu seperti di Malang (Jatim) tetapi basis WNI kita ada Banyuwangi atau Surabaya. Jadi jauh dari lokasi konflik," katanya. Secara detail Musliar mengatakan belum menerima laporan apakah benar-benar ada WNI yang berdomisili di titik konflik antara pemberontak Moro dengan tentara pemerintah.

BACA JUGA: Dana Sertifikasi Guru Rp 10,5 M Mengendap di Kas Daerah

Meskipun begitu Musliar menuturkan Kemendikbus siap menjalankan skenario darurat jika kondisi di Filipina bagian selatan benar-benar mengancam keselamatan para guru Indonesia dan WNI pada umumnya. "Keputusan untuk mengevakuasi tentu tidak hanya diambil oleh Kemendikbud," tandasnya. Sejauh ini Musliar juga menuturkan belum ada rencana menyetop pengiriman guru-guru Indonesia ke Filipina.

Tahun lalu Mendikbud Mohammad Nuh sempat meninjau kantong-kantong WNI di Filipina Selatan, tepatnya di kawasan General Santos. Di lokasi yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, pelayanan pendidikan anak-anak WNI serba terbatas. Tetapi otoritas keamanan setempat memberikan fasilitas pengamanan yang memadai. Laporan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan bahwa ada 5.432 orang WNI yang tinggal di Filipina bagian selatan. (wan)

BACA JUGA: Tidak Semua Sekolah Terapkan Kurikulum Baru

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerap Maki Siswa, Guru Didemo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler