Kemendikbudristek Beberkan Capaian Pendidikan Vokasi Dalam Empat Tahun Terakhir

Rabu, 31 Juli 2024 – 15:23 WIB
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) melaksanakan kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek telah meluncurkan berbagai inisiasi disesuaikan dengan kebutuhan industri dalam empat tahun terakhir. 

Berbagai inisiatif itu diluncurkan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di pasar global. 

BACA JUGA: Menteri Nadiem: Kuatkan & Majukan Pendidikan Vokasi

"Salah satu tugas Kemendikbudristek adalah menyiapkan Generasi Emas 2045. Dengan melihat tantangan saat ini, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati, Rabu (31/7).

Untuk menginformasikan kepada publik terkait capaian pendidikan vokasi selama periode 2020-2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) melaksanakan kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024 pada 24 sampai 26 Juli 2024.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Gandeng MAP Retail Academy Cetak Lulusan Vokasi Siap Kerja

Dalam periode ini, Ditjen Diksi terus mendorong satuan pendidikan vokasi untuk memastikan satuan pendidikannya bisa menyelenggarakan praktik kerja lapangan (PKL), menyusun kurikulum bersama industri, serta mengundang para praktisi untuk mengajar.

“Tugas kita adalah memfasilitasi satuan pendidikan vokasi termasuk menghadirkan praktisi mengajar karena inspirasi bisa datang dari mana saja,” ucap.

BACA JUGA: Resmikan Satpel Pelatihan Vokasi & Produktivitas Batam, Menaker: Percepat Pengadaan SDM

Tiga fokus transformasi pendidikan vokasi meliputi sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Dalam kurun waktu 2020-2024 hampir 50% dari siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan melalui kerja sama erat dengan 975 industri. 

Selain itu, 680 SMK melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan, 11.496 SMK telah mengembangkan teaching factory (Tefa), dan 391 SMKN menjadi SMK berstatus badan layanan umum daerah (BLUD). 

Pada jenjang perguruan tinggi, melalui program Matching Fund, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong industri untuk terlibat aktif dalam perkembangan penelitian PTV. Tercatat 725 mitra industri telah berkontribusi dengan total dana sebesar Rp 279,12 miliar. 

Kemudian, melalui Competitive Fund (CF), Ditjen Diksi berhasil membantu 386 program studi (prodi) dalam meningkatkan kompetensi SDM dan kapasitas kelembagaan. Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lebih dari 850 ribu mahasiswa telah diberikan kesempatan untuk belajar di luar kampus. 

Tercatat pula sebanyak 28.269 mahasiswa mengikuti program Sertifikasi Kompetensi, 1.229 prodi menerapkan kurikulum link and match, 54% mata kuliah menerapkan metode pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL). Ada 502 rekognisi internasional hasil penelitian dosen dan mahasiswa, serta 537 prodi melaksanakan hilirisasi hasil penelitian dan pengabdian ke masyarakat dan dunia kerja. 

"Kemudian, pada LKP, melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), kami membantu anak usia sekolah yang tidak sekolah agar berdaya dan mampu bekerja ataupun berwirausaha," imbuhnya.

Tidak hanya itu, persentase penduduk bekerja terhadap angkatan kerja relatih dari tahun 2020 sampai 2023 mengalami peningkatan. Untuk lulusan SMK mengalami peningkatan sebesar 1,87%, lulusan diploma I/II/III mengalami peningkatan sebesar 1,08%, dan untuk lulusan diploma IV, S-1, S-2, S-3 mengalami peningkatan sebesar 0,05%.

Capaian kemitraan dan penyelarasan dalam ekosistem pendidikan vokasi juga mengalami peningkatan dengan 746 kemitraan baru melalui program Ekosistem Kemitraan, 8.223 kerja sama bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di bawah pendidikan vokasi, 1.655 DUDI terlibat kerja sama dalam pendidikan vokasi, dan 255 skema sertifikasi pada 124 konsentrasi keahlian.

"Refleksi ini menjadi langkah penting untuk melihat capaian yang telah dicapai dan apa saja yang belum dicapai serta perlu diperbaiki," tambahnya. 

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menuturkan betapa pentingnya bagi pendidikan untuk selalu melakukan terobosan. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah melakukan upaya seperti meletakkan fondasi terkait regulasi, model kolaborasi, skema perbaikan kurikulum, praktik kerja lapangan, sertifikasi kompetensi, dan menarik serta mengajak DUDI agar terlibat. 

“Saya yakin, pendidikan vokasi akan menjadi solusi masa depan Indonesia,” ujarnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler