Kemendikbudristek Berharap 500 PTS Kecil Digabung Tahun Depan, Kampus Apa Saja?

Jumat, 24 September 2021 – 15:30 WIB
Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Ridwan TJ. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menargetkan jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia tinggal 1.800 sampai 2.000. Jumlah tersebut dinilai ideal agar masing-masing PTS lebih kompetitif dalam meningkatkan jumlah mahasiswa maupun akreditasinya.

Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Ridwan TJ mengungkapkan proses merger sudah mulai dilakukan Agustus 2021.

BACA JUGA: Mahasiswa Baru di PTS Malah Berkurang Saat Kemendikbudristek Menggenjot APK

Di mana gelombang pertama hanya 49 usulan merger yang masuk. Dari jumlah tersebut 43 usulan sudah disetujui, empat mengusulkan ulang, dua tidak disetujui.

Gelombang kedua ada 20 usulan dalam prosesi evaluasi. Unggah usul sampai 25 September.

BACA JUGA: Kasus Ini jadi Pelajaran Penting, Jangan Sembarangan Memilih PTS

"Mudah-mudahan jumlah tersebut akan terus bertambah," kata Ridwan dalam taklimat media daring, Jumat (24/9).

Untuk tahun depan, Kemendikbudristek akan mulai membuka pendaftaran pengusulan merger PTS kecil pada Januari. Diharapkan sebanyak 500 PTS kecil akan dimerger.

BACA JUGA: Tes PPPK Guru 2021, Prof Djohar: Enggak Salah Itu, Mas Nadiem?

Lebih lanjut dikatakan saat ini terdapat sekitar 3.000 PTS. Banyak di antara PTS tersebut memiliki mahasiswa kurang dari 1.000 orang. Bahkan menurut Ridwan tidak sedikit PTS yang hanya tinggal papan nama karena mahasiswanya tidak ada.

Dia mencontohkan di China jumlah perguruan tingginya hanya 2.800 tetapi angka partisipasi kasar (APK) tinggi. Sangat berbeda dengan Indonesia yang memiliki kampus lebih banyak tetapi APK masih rendah.

Walaupun banyak PTS yang tinggal papan nama, Ridwan mengatakan tidak serta merta langsung ditutup pemerintah. Penutupan PTS tersebut harus atas usulan dari badan pengelolanya.

"Kami menyarankan daripada tidak ada mahasiswanya atau jumlah mahasiswa sedikit sebaiknya bergabung dengan PTS yang sehat. Kami meminta LLDikti mendorong agar PTS-PTS tersebut bergabung dengan yang sehat," pungkas Ridwan. (esy/jpnn)

 

 

 


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler