Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia Gelar LTTMF 2.0 di Toba

Minggu, 07 Agustus 2022 – 14:19 WIB
LTTMF 2.0 yang digelar Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia di Toba. Foto: Kemendikbudristek

jpnn.com, TOBA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Rumah Karya Indonesia menyelenggarakan Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2.0 selama tiga hari (5-7/8/2022) di Kabupaten Toba, Sumatra Utara.

LTTMF 2.0 merupakan upaya mewujudkan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

BACA JUGA: Irjen Ferdy Sambo Malam-Malam Dibawa ke Tempat Khusus

LTTMF 2.0 menjadi salah satu rangkaian program festival musik tradisional yang diinisiasi Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek guna melestarikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan khazanah seni kedaerahan.

Selain penampilan sejumlah seniman dan musisi lokal yang membawakan lagu-lagu tradisi yang mencirikan keaarifan lokal budaya Tanah Batak, musisi ternama Ipang Lazuadi menjadi bintang tamu dalam perhelatan LTTMF 2.0 kali ini.

BACA JUGA: Sukses Gelar OSN 2022, Kemendikbudristek: Ini Kado Terindah 

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menuturkan LTTMF 2.0 tidak sebatas pertunjukan musik yang menghadirkan karya musisi daerah.

“Lebih dari itu, LTTMF 2.0 adalah upaya membangun ekosistem musik nasional. Ke depannya anak-anak muda dari Toba dapat menjadi penentu kemajuan musik daerahnya, bukan hanya menjadi penonton. Kami berharap, generasi muda secara mandiri dan terus menerus dapat menciptakan karya yang sesuai akarnya. Dari situ lah dapat dibangun ekosistem musik nasional,” ucap Mahendra, Jumat (5/8).

BACA JUGA: Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka

Menurut Mahendra, kekayaan musik tradisional Indonesia, termasuk yang berasal dari Toba, telah lama dikagumi berbagai negara di dunia.

Banyak karya musik Batak yang dinyanyikan di luar negara menjadi kebanggaan Indonesia.

“Jadi, sudah saatnya musik tradisi, khususnya dari Toba, dilestarikan dan dikembangkan di dalam negeri sendiri. Bangsa lain saja turut bangga, mengapa kita tidak? Generasi muda Toba punya tugas meneruskan budaya musik tradisinya supaya terus dikagumi hingga mancanegara,” ujar Mahendra.

Bupati Toba Poltak Sitorus menyampaikan melalui LTTMF 2.0 dapat memperkenalkan karakter serta keanekaragaman seni setiap wilayah yang berada di kawasan Toba.

Poltak berharap melalui LTTMF 2.0 dapat menunjang kemajuan wisata di Toba sehingga ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan masyarakat setempat.

Dia menilai, LTTMF 2.0 menyedot perhatian wisatawan untuk menikmati karya musik tradisional.

Ketua Rumah Karya Indonesia Ojak Manalu menyebutkan LTTMF 2.0 dapat membuka kesempatan kepada musisi daerah untuk memamerkan karya terbaiknya sehingga dikenal publik.

Ojak berharap melalui LTTMF 2.0 para musisi di Toba muncul kesadaran untuk membentuk ekosistem musik yang baik agar kebanggaan dan minat untuk memajukan budaya tidak hilang.

Selain memementaskan karya musik, LTTMF 2.0 juga menggelar diskusi bertema Karakteristik dan Potensi Musik Tradisi Dalam Festival serta persembahan opera berjudul Perempuan Penjaga Masa Depan.

LTTMF 2.0 tahun ini mengusung tema Suara Danau: Memaknai, Merawat, dan Menghidupkan Musik Tradisional.

Sebagai informasi, hajatan LTTMF 2.0 adalah yang kedua kalinya dilaksanakan oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia setelah pertama kalinya dihelat pada tahun 2020. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikaitkan dengan Ferdy Sambo dalam Kematian Brigadir J, Irjen Fadil Bertemu Nyoman


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler