jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan dukungan terhadap produksi film layar bebas siswa SMK.
Sebab, SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki prestasi dalam menggarap film layar lebar.
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2022 Dibuka untuk Pelamar Prioritas dan Umum, Ini Kriterianya
Bekerja sama dengan MixPro Management, SMK tersebut kembali memulai produksi film layar lebar terbaru mereka berjudul Laundry Story: Cinta di Ujung Senja.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi) Wikan Sakarinto mengatakan produksi film kedua itu membuktikan, SMK di Indonesia tidak hanya bisa membuat film pendek, tetapi juga mahir membuat film layar lebar.
BACA JUGA: Sah! Ship Simulator Karya Anak SMK Masuk E-Katalog, Sebegini Harganya, Murah!
“SMK program Pusat Keunggulan ini bisa belajar sambil praktik. Secara kurikulum, sudah kita selaraskan dengan (kebutuhan) industri,” terang Wikan pada acara SMK Produksi Film Layar Lebar, Bisa!, Selasa (31/5).
Film Laundry Story: Cinta di Ujung Senja bercerita tentang kisah perjuangan anak SMK hingga dia sukses memiliki usaha binatu (laundry).
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2022 Tanpa Tes, Ketua BKH PGRI: Ini Kejutan, Luar Biasa
Laundry Story: Cinta di Ujung Senja itu menjadi film kedua yang diproduksi para pelajar SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen setelah film “Cita-Citaku Setinggi Balon” (CCSB) yang dirilis pada Februari 2022.
Adapun proses produksi film yang nantinya berdurasi 90 menit itu akan dimulai pada 6 Juni mendatang dan diperkirakan memakan waktu satu bulan.
Pengambilan gambar akan dilakukan di wilayah Malang dengan melibatkan sejumlah pemain yang tidak hanya berasal dari siswa SMK, tetapi juga dari luar.
Namun, semua produksi film dilakukan sepenuhnya oleh siswa SMK, seperti kameramen, penata kostum, dan sebagainya.
Hal ini merupakan bagian dari pembelajaran berbasis industri (teaching factory) untuk meningkatkan kompetensi keahlian produksi film bagi SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen.
“Anak-anak ketika membuat film juga dianggap melakukan pembelajaran. Di situ anak-anak bisa menjadi kru, pemain, dan lain-lain," ucap Wikan.
Keterlibatan MixPro Management, lanjutnya, sangat baik karena bisa melatih siswa dan guru saat berproduksi di lapangan.
Menurut Dirjen Wikan, pembuatan film layar lebar oleh anak-anak SMK ini, bisa menjadi motivasi besar bagi anak SMK.
SMK sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata atau menjadi pilihan kedua saat memilih sekolah lanjutan.
SMK adalah pilihan utama yang akan melahirkan manusia-manusia kreatif dan penuh daya saing.
"Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tentu sangat mendukung untuk terwujudnya produk-produk SMK ini, termasuk film ini,” tambah Wikan.
Direktur MixPro Management Andhika Prabangkara mengatakan sebagai sebuah rumah produksi (production house), pihaknya mengaku senang bisa terlibat dalam dalam satu produksi film dengan siswa SMK.
Selama ini, MixPro Management banyak melakukan kerja sama dengan SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, yakni penyelarasan kurikulum jurusan broadcasting dan perfilman, magang bagi siswa, serta produksi film layar lebar.
“Kami memanggil kembali lulusan untuk bergabung dengan kami,” ajak Andika.
Kepala SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, Siswanto Trimulyono menyatakan harapannya agar film produksi SMK khususnya, bisa bersaing di ajang kompetisi perfilman.
Film ini diperkirakan mulai bisa dinikmati oleh para pecinta film Indonesia pada Juli mendatang. Seperti film CCSB, film ini juga akan diputar di sejumlah bioskop, serta ditanyangkan di SMK-SMK wilayah Malang dan sekitarnya untuk menjangkau penonton yang lebih luas. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seleksi PPPK 2022: Guru Honorer Masa Kerja Minimal 3 Tahun Tidak Dites, Mantap!
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad