Kemendikbudristek & UNICEF Rilis Modul Guru Belajar dan Berbagi, Serinya Berbeda 

Rabu, 02 November 2022 – 23:03 WIB
Kemendikbudristek & UNICEF Rilis Modul Guru Belajar dan Berbagi, Serinya Berbeda. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi.

Kali ini seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga untuk guru SMP, SMA, SMK. Modul ini hadir untuk menjawab beragam permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja terkait dengan isu pubertas, gizi, kebersihan, kesehatan, dan keamanan berinternet dan interaksi sosial. 

BACA JUGA: Tanoto, Bappenas & Kemendikbudristek Gelar Kuliah-Kerja Fest! 2022, Sasar Gen Z

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK) Nunuk Suryani mengatakan bekerja sama dengan UNICEF, Kemendikbudristek kemudian mengembangkan modul ini sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan terkait dengan remaja tersebut.

Modul ini merupakan gabungan dari materi yang berkaitan dengan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) dan Gizi Remaja yang dirancang dalam 37 pertemuan. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan guru mengenai PKH dan gizi pada remaja. 

BACA JUGA: 60 Peserta Lolos Program Generasi Terampil UNICEF & Markoding, Perempuan Mendominasi 

"Permasalahan kesehatan remaja dapat memengaruhi mereka dalam menjalankan proses pembelajaran. Sehingga penting bagi remaja untuk mengetahui isu-isu seputar kesehatan termasuk persoalan reproduksi, pubertas, gizi, dan isu lainnya," terangnya.

Nunuk menambahkan sekolah dan tenaga kependidikan berperan penting untuk mengatasi  dan menginformasikan seputar permasalahan kesehatan dan gizi bagi remaja.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Kemendikbudristek soal Pembelajaran Tatap Muka, UNICEF Mendukung 

Penting untuk membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dan metode untuk mendorong peserta didik..

"Modul ini adalah bentuk dukungan dalam mendorong pendidik dan peserta didik untuk mengambil keputusan tepat dalam hidup mereka," ujarnya 

Dalam modul ini, terang Nunuk, tenaga pendidik akan diajarkan cara menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik, seperti akhlak mulia, toleransi, kolaborasi, berbagi, menghasilkan gagasan orisinil, dan lain-lain. Modul ini sekaligus diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pemerataan pendidikan. 

Menurut Dirjen Nunuk, gizi pada remaja memainkan peran penting dalam siklus kehidupan manusia. untuk itulah intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin.

Namun, kehidupan remaja tidak hanya berpusat pada gizi saja, tantangan yang dihadapi remaja saat ini dapat berupa pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kasus pernikahan dini, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, modul ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Indonesia.

Chief of Nutrition UNICEF Indonesia Jee Hyun Rah, dalam sambutannya mengungkapkan modul ini, khususnya mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH). 

“PKH telah sering dipromosikan oleh UNICEF Indonesia untuk membekali remaja dengan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola risiko dan mengambil keputusan berdasarkan informasi mengenai hidup mereka,” kata Jee.

Jee juga mengungkapkan bahwa program ini mendukung remaja dan orang muda dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi. 

“Melalui modul ini remaja dan orang muda juga akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang komprehensif mengenai topik-topik penting tentang higiene, kesetaraan gender, keamanan berinternet, dan perundungan,” lanjutnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler