jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus menambah trayek tol laut.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Antoni Arif Priyadi menyatakan, optimalisasi ini sebagai upaya menurunkan disparitas harga barang antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur.
BACA JUGA: Mendes Halim Meminta Harga Tol Laut Dievaluasi Agar Lebih Murah
Selama ini, menurutnya, biaya distribusi logistik dari daerah produsen ke daerah tersebut cukup tinggi.
"Inilah yang mendasari lahirnya program tol laut dengan tujuan memangkas biaya logistik sehingga harga yang diterima oleh masyarakat tidak terlalu mahal dan ada konektivitas antardaerah," kata Antoni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/2).
BACA JUGA: Pandemi Corona, Operasional Tol Laut Tetap Jalan
Dia mengatakan rute tol laut awalnya hanya dua trayek pada 2015. Seiring berjalannya waktu, trayek terus bertambah karena manfaat tol laut yang sudah dirasakan masyarakat secara nyata.
Pada 2016 menjadi enam trayek dan 2017, ada 13 trayek baru tol laut. Kemudian, pada 2018 bertambah lagi menjadi 18 trayek.
BACA JUGA: Pandemi Corona, Program Tol Laut jadi Andalan Distribusi Logistik ke Daerah
Pada 2019 bertambah menjadi 20 trayek dan 2020 naik menjadi 26 trayek. Penambahan jumlah trayek tersebut selalu diiringi dengan penambahan jumlah pelabuhan dan kapal.
"Untuk tahun 2021 ini, Ditjen Hubungan Laut menambah empat trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek. Melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas 9 pelabuhan pangkal dan 97 pelabuhan singgah," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, daerah yang dilewati tol laut saat ini masyarakatnya sudah menikmati penurunan harga barang antara 20-30 persen.
Dari data tersebut menunjukkan, program tol laut telah berhasil mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat, terutama di wilayah Indonesia timur serta daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).
Antoni melanjutkan, untuk membantu Indonesia bagian timur terbebas dari disparitas harga, maka diperlukan pelayaran yang berkesinambungan, tetap dan teratur.
Hal ini terjawab dengan dilakukannya penambahan rute baru tol laut dengan kode T-19 di Papua yang dilayani oleh penugasan kapal milik PT Pelni yaitu Kapal Logistik Nusantara 2.
Adapun yang melatarbelakangi penetapan rute tersebut berdasarkan Inpres No. 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Dia juga berharap kehadiran trayek baru ini menjadi sarana memasarkan produksi lokal, berupa hasil pertanian atau perkebunan serta perikanan.
Menurut Antoni, rute tol laut tersebut membuka pelabuhan-pelabuhan baru, di antaranya Kokas di Kabupaten Fak Fak, Korido di Kabupaten Supriori dan Depapre di Kabupaten Jayapura dalam rangka Ships Promote the Trade.
"Dengan adanya rute tol laut di wilayah Papua tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan layanan pelabuhan sehingga dapat memperlancar arus barang, menurunkan biaya logistik dan meningkatkan pemerataan di daerah 3TP," jelas Antoni.
Kabupaten Merauke melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merauke mengawali 2021 dengan dibukanya tol laut trayek T-19 yang melakukan pengiriman bahan pokok penting dari utara Papua ke selatan Papua.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia