Kemenkeu Punya Kabar Istimewa, Jangan Kaget Ya!

Jumat, 18 Februari 2022 – 06:48 WIB
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka-bukaan soal data produk domestik bruto (PDB) saat ini. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka-bukaan soal data produk domestik bruto (PDB) saat ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menyampaikan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil naik lebih tinggi 1,6 persen dibanding dengan nilai PDB masa pra pandemi, yakni 2019.

BACA JUGA: KPK Sita Rp 57 Miliar dari Eks Pejabat Kemenkeu

"Kenapa ini istimewa? Karena banyak negara mayoritas belum sampai ke level PDB 2019," ujar Febrio dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Kamis (17/2).

Febrio menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan menyalip negara tetangga.

Menurutnya, Malaysia belum mencapai level pra pandemi atau masih 96 persen menuju ke nilai ekonomi 2019.

BACA JUGA: Tok, Kemenkeu Perpanjang Insentif PPnBM Kendaraan Bermotor

Begitu pula dengan Thailand, Filipina, Meksiko, dan banyak negara lain yang mayoritas belum mencapai kondisi saat pandemi belum melanda.

"Indonesia sangat beruntung dengan perekonomian yang berhasil berbalik arah atau rebound dan tumbuh sebesar 3,7 persen pada tahun 2021," bebernya.

Febrio menilai pencapaian tersebut adalah hasil kerja keras seluruh pihak, baik masyarakat, aparat di lapangan, pemerintah, hingga sektor usaha yang bahu-membahu selama 2020 sampai sekarang.

Padahal, lanjut dia, awal pandemi melanda pun ekonomi domestik hanya terkontraksi 2,1 persen.

"Mayoritas negara di dunia terkontraksi lebih besar bahkan sebesar dua digit. Bayangkan tingkat pengangguran yang terjadi, Indonesia meningkat juga, tetapi relatif terbatas," tambahnya.

BACA JUGA: Kemenkeu Blokir Anggaran Kementerian Lembaga Senilai Rp 39,71 Triliun, Ada Apa?

Febrio berharap tingkat pengangguran di Indonesia pun bisa kembali ke level pra pandemi meski kini sudah mulai menurun, hal tersebut juga berlaku untuk angka kemiskinan.

"Kami mau kejar lebih bagus lagi, mengejar kemiskinan ekstrem menuju nol. Ini yang diarahkan Bapak Presiden (Jokowi, red)," tegasnya.

Saat ini, lanjut dia, kedua masalah tersebut akan terus menjadi perhatian pemerintah, pasalnya terdapat 100 juta masyarakat rentan miskin dan pengangguran di 40 persen masyarakat termiskin akibat pandemi Covid-19.

"Sehingga, pada tahun 2022 seluruh masalah tersebut harus mulai diselesaikan," tegas Febrio. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler