Kemenkominfo Batasi Internet di Papua, Kemendagri: Pahit Sebentar

Selasa, 27 Agustus 2019 – 17:53 WIB
Ilustrasi akses internet 4G. (Foto: ridha/Jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat memahami kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) soal pembatasan layanan internet di daerah berjuluk Bumi Cenderawasih itu. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Otonomi Daerah mengatakan, kebijakan itu demi kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Untuk keamanan NKRI kan enggak ada persoalan. Kalau sakit, minum obat, kan, pahit. Ya, pahit sebentar, tahan saja dahulu," ucap Akmal saat ditemui awak media di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).

BACA JUGA: Astaga! Ribuan Isu Hoaks Bermunculan setelah Kerusuhan di Papua

BACA JUGA: Papua Memanas, Kemkominfo Blokir Akses Internet

Hingga kini, kata Akmal, Kemendagri belum mengetahui kapan Kemenkominfo akan mengakhiri pembatasan internet di Papua dan Papua Barat. Namun, katanya, Kemendagri telah merekomendasikan agar pembatasan internet di kedua provinsi itu segera diakhiri.

BACA JUGA: Edo Kondologit: Orang Papua Punya Adat Bakar Batu

"Pasti Kemenkominfo lebih paham kapan harus mencabut, kan, dokternya dia," ucap dia.

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut sekitar 230 ribu hoaks bertebaran sejak kejadian rusuh di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8). Karena itu, Kemenkominfo membatasi akses internet di wilayah Papua dan Papua Barat.

BACA JUGA: Rekor MURI: 37.449 Orang Serentak Baca Teks Pancasila, Termasuk Pelajar Asal Papua

"Di dunia maya ada 230 ribu URL yang memviralkan hoaks. Saya ada catatannya," ucap Rudiantara saat ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/8).

BACA JUGA: Astaga! Ribuan Isu Hoaks Bermunculan setelah Kerusuhan di Papua

Rudiantara membeberkan, hoaks paling banyak tersebar di media sosial seperti Twitter. Kontennya berisi adu domba sesama anak bangsa.

"Jadi, yang paling banyak Twitter. Itu kan masif. Artinya kalau kontennya yang sifatnya hoaks itu macam-macam, ada berita bohong, menghasut, yang paling parah mengadu domba," ungkap dia.(mg10/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhendra Yakin Papua Tetap dalam Bingkai NKRI


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler