Kemenperin: Investor Sering Diganggu Oknum LSM

Kamis, 20 Juli 2017 – 12:43 WIB
Ilustrasi batu bara. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Belasan kawasan industri di Indonesia akan mengalami peningkatan dalam tiga sampai lima tahun ke depan.

Hal itu bakal ditunjang dengan kontribusi investasi. Peranan industri di luar Jawa juga tercatat meningkat.

BACA JUGA: Industri Shipyard Indonesia Bisa Bangkit Kembali, Asal...

’’Sampai tanggal 17 Juli 2017, 16 perusahaan kawasan industri baru telah kami rekomendasikan dengan total luas sekitar 8.510 hektare,’’ kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono.

Beberapa kawasan industri baru tersebut berada di Pulau Jawa. Yakni, Karawang, Bekasi, Majalengka, Tangerang, dan Sidoarjo.

BACA JUGA: Industri Shipyard di Batam Terpuruk, Ibarat Pepatah, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

Yang tersebar di luar Jawa, antara lain, kawasan industri di Ketapang, Penajam Paser Utara, Deli Serdang, Simalungun, Muaro Jambi, dan Gorontalo Utara.

’’Dalam periode 2013–2016, terjadi penambahan kawasan industri. Baik dari sisi jumlah perusahaan maupun sisi luas lahan,’’ ujar Imam.

BACA JUGA: Industri Wajib Laporkan Hasil Produksi

Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan 17,6 persen. Sementara itu, dari sisi luas lahan, ada peningkatan 64,7 persen.

’’Kawasan industri di luar Jawa mengalami peningkatan dari 28 persen menjadi 42,4 persen pada 2016,’’ lanjutnya.

Imam mengaku sudah meminta pemerintah daerah menjaga para investor kawasan industri supaya tidak diganggu pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

Menurut dia, para investor harus dibuat nyaman dalam menanamkan modalnya.

’’Investor ini, kan, baru menanam. Jangan baru menanam diganggu terus,’’ ucapnya.

Saat ditanya tentang bentuk gangguannya, Imam mengungkapkan bahwa sejumlah investor mengeluhkan gangguan dari oknum-oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM).

’’Apalagi, di negara asalnya, mereka tidak pernah mendapat gangguan seperti oknum LSM,’’ tuturnya.

Imam menjelaskan, kawasan industri memegang peranan yang cukup strategis dalam mendorong pembangunan dan perekonomian di Indonesia.

’’Dengan bertambahnya lapangan kerja, pendapatan masyarakat juga akan meningkat dan berdampak pada peningkatan pendapatan ekonomi wilayah,’’ terangnya.

Investasi langsung dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) di luar Jawa pada periode 2010–2016 terus mengalami peningkatan, baik dalam bentuk nilai maupun kontribusinya.

Total PMA yang masuk ke luar Jawa terus meningkat dari USD 13,09 miliar pada 2014 menjadi USD 14,19 miliar pada 2016.

’’Kontribusinya juga terus meningkat dari 45,9 persen menjadi 49 persen dari total investasi PMA secara nasional pada periode yang sama,’’ imbuh Imam.

Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), nilainya juga terus meningkat dari Rp 59,02 triliun pada 2014 menjadi Rp 89,88 triliun pada 2016. (agf/c18/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Permen soal Land Swap Dinilai Tak Selesaikan Masalah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler