Kemenristekdikti Sebut Minat Milenial di Sektor Peternakan Masih Rendah

Sabtu, 17 Agustus 2019 – 05:33 WIB
Dirjen Belmawa Kemenristekdikti Ismunandar sebut banyak mahasiswa peternakan sudah diijon. Foto: mesya/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melepas 20 mahasiswa dari 14 perguruan tinggi negeri (PTN) ke peternakan modern Australia. Menurut Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ismunandar, di Australia, mereka akan belajar tentang peternakan sapi modern.

"Selama ini Indonesia masih banyak mengimpor sapi Australia. Ke depan diharapkan kita bisa menghasilkan ternak-ternak berkualitas dan bahkan bisa ekspor," kata Dirjen Ismunandar saat pelepasan mahasiswa program magang NTCA Indonesia Australia Pastoral Program (NIAPP) di Kantor Kemenristekdikti, Jumat (16/8).

BACA JUGA: Kemenristekdikti: UT Jadi Pusat Pembibitan Atlet Tenis Meja

BACA JUGA: Potret Ayu Alamanda, Paskibraka Cantik yang Pimpin Upacara di Istana

Dia menyebutkan, minat generasi muda (milenial) di sektor peternakan masih rendah. Beternak bukan pilihan menarik untuk menggantungkan hidup, bahkan bagi seorang lulusan sarjana Fakultas Peternakan sekalipun. Mahasiswa peternakan yang lulus kuliah banyak meniti karir di luar sektor peternakan.

BACA JUGA: Bu Hetifah Tolak Rencana Kemenristekdikti Datangkan Rektor Asing

"Mereka banyak kerja di bank, padahal sektor peternakan sangat potensial. Ini 20 mahasiswa yang diberangkatkan sudah diijon sama industri peternakan," ujarnya.

Dia menambahkan, program magang yang berlangsung selama 10 minggu tersebut juga memberikan tanggung jawab baru kepada para peserta untuk lebih berkontribusi dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia.

BACA JUGA: Kemenristekdikti Dorong Kampus jadi Pencetak Pengusaha Baru

"Waktu 10 minggu akan memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman baru bagi para mahasiswa Indonesia. Mereka akan belajar pelatihan penggembalaan secara intensif meliputi aspek kesejahteraan dan penanganan hewan ternak, juga belajar langsung di industri peternakan yang telah dijalankan secara modern," terangnya.

Dia menilai, program magang di luar negeri ini perlu didukung guna meningkatkan profesionalitas mahasiswa dalam pengelolaan peternakan sapi modern. Hal ini sesuai dengan prinsip penta-helix, khususnya kerja sama perguruan tinggi dengan berbagai sektor untuk melakukan perubahan sosial yang signifikan. Harapannya setelah pulang para mahasiswa mampu membawa pengalaman berharga untuk bekal bekerja di masa mendatang.

Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Ir. Didiek Purwanto berharap para mahasiswa tersebut di masa mendatang akan memberikan dampak baik bagi industri peternakan di Indonesia.

BACA JUGA: Prada DP Selalu Menangis Setiap Sidang, Hakim: Sebagai Tentara Jangan Cengeng

"Kami senang 60% lulusan program ini telah bekerja di industri peternakan, 25% masih kuliah, 5% bekerja di luar industri peternakan, dan 10% bekerja dan melanjutkan pendidikan di luar negeri,” jelas Didiek.

Program yang berjalan sejak 2012 tersebut merupakan hasil kerja sama antara Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), NTCA Australia, dan sejumlah perguruan tinggi Indonesia. Program ini merupakan bagian dari kerja sama dan dukungan dari Red Meat and Cattle Partnership yang diinisiasi pemerintah Australia. Hingga saat ini, program NIAPP telah mengirim 89 mahasiswa Indonesia ke Australia Utara. (esy/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenristekdikti Diyakini Mampu Serap 95 Persen Anggaran


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler