Kementan Ajak Petani Hortikultura Meningkatkan Daya Saing Produk

Kamis, 15 Juli 2021 – 21:09 WIB
Ilustrasi - Produk hasil olahan pertanian. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap pertanian menjadi penyokong utama perekonomian nasional.

Untuk itu, dia meminta seluruh sektor pertanian diperkuat, termasuk subsektor pertanian hortikultura.

BACA JUGA: Kemhan Ubah Sejumlah Fasilitas Jadi RS Darurat, yang Lain Kapan?

Menanggapi permintaan tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura bergegas meningkatkan produktivitas, akses pasar, sistem pertanian modern yang ramah lingkungan serta kesejahteraan petani.

Salah satu strategi yang digunakan untuk mendukung arah kebijakan tersebut dengan menumbuhkan UMKM hortikultura.

BACA JUGA: Keren! TNI Bangun Jalan Sepanjang 6,5 Kilometer di Aceh

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Retno Sri Hartati Mulyandari, menumbuhkan UMKM merupakan implementasi dari tiga cara bertindak (CB) yang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Arah kebijakan UMKM hortikultura ini adalah implementasi CB2, CB4, dan CB5, dari lima cara bertindak yang digaungkan Menteri Pertanian."

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Gelar Pelatihan Sejuta Petani, Demi Indonesia Bangkit

"CB2 adalah diversifikasi pangan, CB4 pengembangan pertanian modern, dan CB5 yaitu GRATIEKS,” ucapnya.

Retno mengatakan pandangannya saat membuka Bimtek virtual bertajuk 'Meningkatkan Nilai Tambah Olahan Hortikultura dengan Kemasan' via Zoom Meeting, Sabtu lalu.

Direktorat Jenderal Hortikultura menargetkan ada 200 UMKM hortikultura di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Kampung Hortikultura setempat.

Ada empat hal yang melatarbelakangi kebijakan penumbuhan UMKM hortikultura.

Yaitu, produk hortikultura yang mudah busuk dan rusak, produksi musiman, kebutuhan untuk meningkatkan daya saing, serta memenuhi kebutuhan domestik dan impor.

Karena itu, perlu adanya pengolahan hasil produksi untuk meningkatkan nilai tambah di bawah naungan UMKM hortikultura.

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura siap memfasilitasi dari hulu ke hilir.

“Penumbuhan UMKM hortikultura ini akan difasilitasi dengan sarana prasarana pendukung, kemitraan dengan stakeholder, pendampingan lewat bimtek, hingga promosi dan pemasarannya,” kata Retno.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH) Bambang Sugiharto mengatakan UMKM hortikultura merupakan program peningkatan nilai tambah.

Tujuannya untuk menyelamatkan produksi hortikultura yang sifatnya musiman dan mudah rusak, serta menjaga stabilitas harga produk hortikultura di pasaran.

Untuk menumbuhkan UMKM hortikultura, ada tiga syarat yang perlu dipenuhi. Yakni, berada pada daerah surplus, kelompok tani setempat kreatif dan bersemangat untuk maju, serta adanya dukungan dari pemerintah daerah dan instansi dari sektor selain pertanian.

“Kami mendorong kelompok tani untuk menjadi pendorong UMKM di wilayahnya sendiri. Kami akan memfasilitasi secara lengkap sesuai kebutuhan,” kata Bambang.

Sementara itu, peneliti muda dari BB Pascapanen Pertanian Ira Mulyawanti menyatakan cabai merupakan salah satu produk hortikultura yang paling penting untuk ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengolahan oleh UMKM.

Sebab cabai menduduki posisi penting dalam menu pangan di Indonesia.

Selain itu, cabai mudah rusak dan harganya fluktuatif, terutama karena kondisi iklim, sehingga dapat memengaruhi inflasi.

Ira kemudian memaparkan beberapa alternatif pengawetan dan pengolahan cabai, antara lain pengeringan, pembekuan, pengolahan dan pengasaman.

Teknik pengeringan akan menghasilkan produk bubuk cabai, pembekuan menghasilkan produk puree atau pasta cabai, pengolahan menghasilkan saus dan minyak cabai, sementara pengasaman menghasilkan produk acar cabai.

Teknologi pascapanen yang digunakan untuk mengolah cabai dapat meningkatkan daya saing, mempertahankan kualitas cabai, mempermudah pemasaran, meningkatkan umur simpan dan menjaga ketersediaan produk hortikultura di pasaran.

Sementara itu, pengusaha kemasan D&D Pack Maria Magdalena mengatakan peningkatan daya saing produk hortikultura tidak berhenti di pengolahan saja.

Produk hasil olahan juga perlu untuk dikemas dengan baik dan menarik agar meningkatkan nilai tambah dan penjualan produk.

“Sebuah produk erat kaitannya dengan kemasan. Tanpa kemasan, hasil produksi tidak dapat disebut sebagai produk."

"Karena itu kemasan harus dibuat menarik agar dapat meningkatkan penjualan produk,” katanya.(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler