Kementan akan Maksimalkan Mekanisasi Pertanian Indonesia

Rabu, 10 Februari 2021 – 20:00 WIB
Syahrul Yasin Limpo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menilai intervensi mekanisasi pertanian di dalam negeri saat ini masih belum maksimal.

Karena itu, Kementan pada 2021 ini akan meningkatkan mekanisasi di sektor pertanian agar lebih maksimal.

BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Percepatan Produksi dengan Teknologi dan Mekanisasi

"Meningkatkan mekanisasi (pertanian) agar lebih maksimal. Secara umum ke depan tidak ada yang bisa dikembangkan tanpa mekanisasi yang lebih sempurna," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (8/2).

Menurut Mentan SYL, Indonesia merupakan negara dengan produktivitas pertanian yang cukup baik.

BACA JUGA: Mentan SYL Beber Strategi Pembangunan, DPR Apresiasi Kinerja Pertanian

Bahkan, lanjut dia, jumlah produksi pangan saat ini sudah berada satu tingkat di bawah Vietnam dan di atas Thailand.

"Kita termasuk negara dengan produktivitas yang cukup baik, tetapi intervensi mekanisasi menjadi bagian-bagian yang belum maksimal. Untuk itu, 2021 seperti arahan dalam forum ini akan menjadi catatan-catatan khusus dengan dinamika yang lebih baik," katanya.

BACA JUGA: Anggota Komisi IV DPR: Seharusnya Anggaran Kementan Ditambah, Bukan Malah Dikurangi

Menurut SYL, di masa pandemi Covid-19, pertanian adalah satu-satunya sektor yang tumbuh positif.

Bahkan ekspor pertanian tumbuh hingga 15,79 persen.

Selain itu, hingga Kuartal I-2021, kebutuhan pokok seperti beras masih surplus.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis produk domestik bruto (PDB) pertanian pada Kuartal IV-2020 tumbuh 2,59 persen (year on year).

Berdasar sektor, hanya pertanian yang tumbuh positif di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.

Berdasar lapangan usaha 2020, sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan positif 1,75 persen.

Bahkan hanya lapangan usaha pertanian yang tumbuh positif dibandingkan sektor lainnya.

Mentan SYL meyakinkan, Kementan akan terus mengoptimalisasi sumber daya pertanian yang dimiliki untuk mendukung kemandirian pangan lokal dan nasional.

Namun, katanya, pada saat ini dibutuhkan pemanfaatkan teknologi kekinian untuk dapat mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian.

Selain itu, peningkatan mekanisasi pertanian perlu didukung dengan adanya korporasi petani.

Lewat korporasi, Mentan SYL berharap pembangunan pertanian akan lebih tertata sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat dari tahun ke tahun.

"Korporatisasi petani sementara dilakukan di enam provinsi dan semua provinsi lain akan terus dilakukan secara mandiri," ungkap Mentan SYL.

Kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo memiliki lima cara bertindak atau platform dasar Kementan dalam membuat kebijakan tahun ini.

Pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan nasional. 

Kedua, upaya diversifikasi pangan. Ketiga, menghidupkan kembali lumbung-lumbung pangan di desa.

Keempat, meningkatkan modernisasi pertanian.

Kelima, peningkatan ekspor tiga kali lipat dalam periode lima tahun.

Syahrul pun menegaskan bahwa Kementan terus mengharapkan arahan dan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kementan terus harapkan arahan dan perintah dari Presiden. Kami siap bekerja keras dan kerja sama dengan para gubernur dan bupati dan tentunya para menteri yang terus mendukung kami," paparnya. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan mekanisasi pertanian tujuannya memang tidak hanya untuk peningkatan produksi, tetapi juga membuka peluang usaha atau kerja baru.

Peluang ini muncul di tengah pemerintah terus menggenjot produksi pertanian.

Adapun alsintan yang bisa dimanfaatkan antara lain combine harvester (alat panen padi), traktor roda 2 (hand tractor), traktor roda 4, alat tanam padi (rice transplanter), dan beberapa alsintan lainnya.

"Perluasan dan optiomasi lahan pertanian di Indonesia mencapai 1,16 juta hektare (naik 358 persen dibanding 2013). Sebanyak 34,8 juta hektare di antaranya lahan rawa. Ini jelas akan memberikan peluang usaha jasa alsintan bila lahan tersebut menjadi lahan sawah produktif," ujar Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengungkapkan, saat ini tenaga kerja pertanian kian terbatas, ditambah kurang minatnya generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian.

Menurutnya, pertanian makin kehilangan tenaga olah tanah, tenaga tanam, tenaga perawatan dan tenaga panen.

Mekanisasi pertanian menjadi satu-satunya solusi mengatasi masalah.

"Tidak hanya di Jawa, di Lampung, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan dan lainnya, alsintan hilir mudik diangkut di atas truk menuju lahan-lahan yang akan menggunakan jasa alsintan tersebut," ujarnya.

Di wilayah Jawa Timur, jasa alsintan telah menjadi kebutuhan masyarakat tani.

Begitu juga di daerah sentra produksi padi di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan daerah lainnya, memberikan harapan bagi para pengusaha jasa alsintan.

Meskipun ada sebagian masyarakat yang sudah mulai berkecimpung dalam UPJA ini, luas lahan yang perlu ditangani alsintan masih sangat luas.

"Peluang masih terbuka lebar. Apalagi pemerintah terus menggenjot perluasan lahan pertanian khususnya lahan sawah di luar daerah, serta kegiatan optimasi lahan-lahan rawa yang saat ini sedang digarap pemerintah untuk menjadi lahan sawah produktif," kata Sarwo Edhy. (*/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler