Mentan SYL Beber Strategi Pembangunan, DPR Apresiasi Kinerja Pertanian

Selasa, 26 Januari 2021 – 09:47 WIB
Lahan pertanian. Foto ilustrasi: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan jajarannnya mengukuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/1).

Dalam raker, Mentan SYL meminta arahan dan persetujuan dari Komisi IV DPR terhadap penyesuaian anggaran akhir per Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan).

BACA JUGA: Kementan Pastikan Distribusi Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran

Penyesuaian anggaran itu terdiri dari Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementan Rp 1,66 triliun, Inspektorat Jenderal (Itjen) Rp 100 miliar, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Rp 3,23 triliun.

Berikutnya, Direktorat Jenderal Hortikultura Rp 775 miliar, Direktorat Jenderal Perkebunan Rp 1,00 triliun, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 1,37 triliun, Direktorat Badan PPSDMP Rp 1,09 triliun, Badan Ketahanan Pangan Rp 553 miliar dan Badan Karantina Pertanian Rp 958 miliar.

BACA JUGA: Pimpinan Komisi IV DPR Ajak Masyarakat Hargai Jerih Payah Petani

"Berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor S30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021, Kementerian Pertanian diminta melakukan penghematan belanja APBN 2021 Rp 6,33 triliun, sehingga total anggaran yang semula Rp 21,84 triliun berubah menjadi Rp 15,51 triliun," kata Mentan SYL.

Dalam kesempatan itu, SYL menyampaikan bahwa Kementan menetapkan lima program pembangunan sektor pertanian sebagai strategi pelaksanaan kegiatan 2021.

BACA JUGA: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo: Ekspor Pangan Naik, Impor Turun

Hal itu dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

Kelima program itu ialah Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, kemudian Nilai Tambah dan Daya Saing Industri, Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, serta Dukungan Manajemen.

Menurut SYL, berpatokan pada lima program itu, memperhatikan refocussing dan realokasi belanja APBN Kementan 2021, serta mempertimbangkan kementeriannya tetap harus menjalankan tugas utama menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, maka dilakukan penyesuaian target produksi beberapa komoditas pangan utama.

Dia memerinci, target produksi padi ditetapkan 54,70 juta ton, jagung 23,00 juta ton, kedelai 0,29 juta ton, bawang merah 1,62 juta ton, cabai 2,67 juta ton.

"Komoditas strategis lainnya telah disesuaikan dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran yang ada," kata SYL.

Ia mengatakan strategi Kementan 2021 tetap fokus pada menyediakan pangan utama bagi penduduk Indonesia, dan diikuti upaya meningkatkan daya saing produk pertanian agar dapat mengisi pasar ekspor.

SYL mencontohkan, Ditjen Tanaman Pangan pada 2021 akan fokus melakukan kegiatan peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai, serta pangan lokal, termasuk mendukung Food Estate 2021.

Kemudian, penguatan manajemen penyediaan benih tanaman pangan, pengamanan produksi melalui pengendalian OPT dan penanganan kekeringan atau banjir, serta hilirisasi, pengolahan dan penguatan ekspor.

Menurut SYL, hal ini juga dilakukan Eselon I lainnya dalam rangka pengamanan sehingga pangan utama penduduk Indonesia di 2021 benar-benar terjaga.

Kami tentu mengharapkan dukungan dari para pemerintah daerah dan semua pihak untuk ke depan sama-ma membangun dan membangkitkan kejayaan sektor pertanian," kata mantan gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjabat dua periode itu.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR Sulaiman Hamzah menyesalkan pemangkasan anggaran Kementan 2021, khususnya refocusing untuk program ketersediaan, akses dan komunikasi pangan berkualitas.

Keterbatasan dana ini akan berdampak pada kinerja peningkatan produksi di tengah pandemi Covid-19.

Refocusing dan realokasi anggaran belanja 2021 Kementan Rp 6,326 triliun.

"Dengan keterbatasan pendanaan, tentu ini harus benar-benar menjadi perhatian besar bersama untuk melakukan pengalokasian anggaran secara tepat guna dan tepat sasaran,” kata Sulaiman dalam raker.

Sulaiman dalam kesempatan itu juga  mengapresiasi kinerja sektor pertanian pada 2020.

Menurut dia, pertanian masih mampu tumbuh positif di saat sektor lain terkontraksi karena pandemi Covid-19.

Dia menyebut misalnya sektor transportasi dan pergudangan -16,7 persen, konstruksi – 4,52 persen, jasa keuangan -0,95 persen. Baca Juga:

Selama tahun 2020, nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) berkembang secara fluktuatif.

Kabar baiknya, Kementan mampu menjaga dan terus menjaga meningkatkan NTP dan NTUP dari bulan Mei hingga Desember 2020,” ucapnya. (*/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler